Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Bukan Penyair

Diperbarui: 6 Maret 2016   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Laki-laki, Hujan, dan Kebebasan."][/caption]

 

Kuucapkan satu rangkaian kata, dengan nyanyian alam buana. Pada elok mata dunia, pada lekuk tubuh sempurna, atau hamparan surga di kaki dasar samudera. Kutuliskan kurangkaikan pada pesona sebab aku kagum pada apa yang ada.

Lantas

Entah iblis mana yang menjelma malaikat mana yang membisik dusta, hingga engkau berkata aku pemuja? Pada elokmu, pada senyummu, pada

Dan kau menyimpulkan

:aku pengagum dirimu.

Lantas dengan mudahnya kau ucap sayang juga rindu. Begitu menggebu-gebu. Terpesona kalimat sakti menderu. Tanpa memikirkan benarkah semua itu Kau putar kata seolah semua salahku, memancingmu hingga mereka berkata: aku iblis yang tak lagi saru.

Tidakkah kau tahu mungkin akal dan pikirmu sendiri telah menipu?

Aku menulis pada apa yang kurasa liris

Aku bersenandung setiap kali cakrawala menggantung mendung

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline