Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Maaf

Diperbarui: 25 Desember 2015   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tiada apa yang dapat kurasakan

Selain dari cintaku padamu

Tiada Lafaz sendu yang terindah

Yang dapat kugambarkan padamu

 

Pikiran Ridian menerawang jauh, melewati batas dari objek yang berkejaran. Hamparan sawah yang menghijau, kelebatan pepohonan yang menyejukkan, tiada mampu memberi kehangatan dalam pandangan.

“Rid,”

Teguran Shima—yang untuk kesekian kalinya—membuahkan hasil. Memaksa Ridian kembali menapak bumi.

Namun hanya sesaat, dan kembali Ridian mencumbu kesunyiannya. Berulang kali Shima menghempaskan napas berat. Dan pada akhirnya, Shima menepikan kendaraan dan berhenti. Memaksa Ridian menoleh kepadanya, meski itu sangat-sangat lemah, tiada gairah sama sekali.

“Kalau kek gini terus, aku gak tahu lagi harus ngapain.” Shima menjadikan setir mobil sebagai bantal untuk keningnya. Rambutnya yang sebahu cukup sempurna menyembunyikan air matanya. Air mata kesedihan atas apa yang dialami sahabatnya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline