Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Mak

Diperbarui: 22 Desember 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mak, bolehkah diri bertanya, untuk sekali saja, dan kumohon jangan berdusta. Izinkan anakmu mendengar sedikit cerita, bukan wajah berpura-pura, yang selalu kau hadirkan pada dunia. Sekali ini saja, berterus terang lah pada setiap kata. Jangan lagi mengunci rapat semua di dalam dada.

Mak… kenapa senyum selalu kau hadirkan, bahkan di kala derita Tuhan berikan? Tidakkah kau mengenal kata; sakit? Perih melilit? Luka hati yang begitu pahit?

Mak, apa yang engkau sembunyikan? Terlukakah hatimu, sebab kami hanya memanggilmu; Mak.

Bukan Mami yang mungkin saja sedikit mengangkat derajatmu lebih tinggi?

Atau Mama agar orang-orang tahu kami punya malaikat dewa?

Tidak pula Ibu… biar orang-orang tahu… kami… punya wanita agung melebihi ratu?

Mak… sungguh, jangan sedih terhadap kami. Jangan tunjukkan senyummu pada kami. Sekali saja Mak, sekali saja… Marahi kami Mak, marahi… kami.

Ke—napa, kau bisa menyimpan semuanya, Mak?

Tuhan-kah yang menuntunmu?

Mak, apakah kau tidak tahu dengan kata; lelah? Bau tubuhmu yang sangit kala tidur di sela dengkurmu yang lirih… menghempaskanku jauh ke neraka jahanam, Mak. Neraka jahanam. Letih tubuhmu belum terbayar dan engkau kembali mendahului sang fajar. Tidakkah kau penat, Mak?

Kau tahu…

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline