Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

[Fabel] Tempias

Diperbarui: 7 November 2015   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ando Ajo, no urut: 33.

Di kaki Gunung Singgalang, hiduplah suami-istri penggembala kambing. Mereka tinggal di rumah yang dindingnya terdiri dari susunan papan.

Suatu sore, sang suami pulang dari menggembalakan kambingnya. Ia menggiring kambing-kambing ke dalam kandang, menutup rapat-rapat pintunya. Langit terlihat kelam, mendung. Gerimis turun, sebentar lagi akan turun hujan lebat.

Pak Gembala sedang bercakap-cakap dengan istri. Dan tidak mengetahui, seekor harimau besar menguping di samping rumah.

“Suamiku,” panggil sang istri. “Apa kandangnya sudah ditutup rapat?”

“Sudah,” jawab Pak Gembala.

“Baguslah,” sahut istrinya. “Belakangan ini banyak harimau berkeliaran, aku takut kambing-kambing kita dimakan mereka.”

“Yang aku takutkan…” ujar Pak Gembala. “Bukan harimau!”

Dipersembunyiannya, harimau besar terkejut. Pak Gembala tidak takut terhadap dirinya. Lalu pada siapa? Bukankah selama ini dia sang raja hutan lah yang ditakuti semua makhluk? Penasaran, harimau semakin merapatkan kupingnya ke dinding.

“Tapi, tempias,” kata Pak Gembala.

Harimau besar termangu, ia belum pernah mendengar ataupun melihat makhluk bernama tempias. “Seperti apa rupa Tempias itu?” bisik harimau. “Manusia itu tidak takut padaku, tapi pada Tempias…”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline