Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Kembang Semusim Mekar Sekuntum

Diperbarui: 30 September 2015   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tahu apa itu sayang, dia yang selalu saja membuat aku dan kamu melayang, terbang tinggi di awang-awang. Di lain waktu menghempaskan kita jatuh ke atas tumpukan karang, menyisakan aku dan dirimu terdiam dalam bayang.

Aku pun tahu apa itu benci, dia yang selalu mencaci maki, membuncahkan hati di kala emosi menguasai diri. Dengki meraja benalu diri, mematahkan logika juga nurani, memaksa tersisih di celah tirai tipis tak bertepi.

Kehadiranmu selalu kuharap, yang selalu saja dengan angan meluap. Walau menyadari jika hati tiada pernah tetap, biarlah semusim di dalam rongga bernama pengap, tetaplah mekar sebelum dian kembali lelap.

Hadirmu dengan sejuta mimpi. Menyelimuti aku, kamu, kata hati. Dari ujung jari merangkak inci demi inci. Di sela desah tertindih butir yang berderai, menjejak luka sesal yang merantai.

Aku kenal apa itu rindu, dia yang selalu datang menghantui aku dan dirimu. Menyiksa kita dengan belitan rantai membelenggu, terkadang melambungkan angan melintasi waktu. Mengelus pasrah dalam tidur membisu

Dan kamu aku sangat mengenal apa itu cinta, dia yang datang begitu pongah mengatakan aku kamu anugerah. Meski kita tahu terselip ego yang tiada pernah mengalah. Kelopakmu mengubah musimku mekarkan kuntum merekah indah.

Aku tersungkur tak akan pernah lelah

Selalu berteguh hati sebab kamu begitu indah

 

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.ANDOAJO.BLOGSPOT.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Jakarta 30 September 2015.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline