Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Dendang Dinding Dandang

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1418711449513716505

Dendang Dinding Dandang

Guyur guyur lebatlah turun

Sirami bumi hampir menjadi gurun

Genangi tiap jengkal tanah merekah

Sejukkan dahaga wajah wajah menengadah

-

Ayo ayo jangan berlindung di balik dinding

Usah sembunyi dalam dekapan selimut

Bangunlah bangun raihlah caping

Pikul pikul cangkul senyum bertaut

-

Lihat lihat tanah yang basah

Cangkul cangkul gemburkan sawah

Demi periuk dandang anak istri di rumah

Senyumlah senyum pengobat lelah

-

Tabur tabur semaikan benih

Abaikan saja rasa yang perih

Teruskan tersenyum meski badan letih

Sebab tiada kebahagiaan tanpa luka pedih

-

Dendang dendang dendangkan syair

Tentang harapan tanah dan air

Bagimu yang berteduh di angin semilir

Jalani hidup bak air mengalir

-

Lantun lantun lantunkan harap

Pada Zat yang selalu mendekap

Seperti jengkal hidup si kerakap

Meski tumbuh di batu tiada henti berharap

-

Dendang dendang dendangkan syair

Tentang harapan tanah dan air

Teruntukmu, duhai petani negeri.

Ando Ajo, Jakarta 16 Desember 2014

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline