Lihat ke Halaman Asli

Penjajahan Masa Kini

Diperbarui: 26 November 2018   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sudah 72 tahun negara kita merdeka dari masa penjajahan. Tapi sesungguhnya kita belum benar-benar merdeka. Penjajahan di masa lampau dan masa kini merupakan dua konteks yang berbeda bagaikan dua sisi mata uang logam. 

Mungkin di masa lampau penjajahan itu berhubungan dengan fisik, penjarahan, perebutan wilayah oleh bangsa asing. 

Namun pada masa kini, penjajahan kita rasakan sedikit demi sedikit. Malah ada beberapa orang yang tidak menyadari penjajahan itu. Penjajah dimasa kini bukan lagi dari bangsa asing. 

Tapi bisa jadi dari bangsa Indonesia itu sendiri. Beberapa orang mungkin berpikir ini tidak masuk akal. Mana mungkin suatu bangsa dijajah oleh bangsa itu sendiri.

Contohnya adalah karena teknologi berkembang secara pesat, maka setiap individu pasti memiliki handphone. Setiap hari benda itu selalu digenggam di tangan. Namun hal inilah yang menyebabkan kita sebagai generasi muda sebagai generasi "nunduk". 

Setiap ada perkumpulan bukannya saling bercengkrama satu sama lain, melainkan masing-masing orang hanya sibuk kepada handphone mereka. Hal ini pula, kini muncul anggapan masyarakat Indonesia kurang bergotong-royong, bersosialisasi, menjadikan masyarakat individualistis.

Ada juga penyalahgunaan teknologi dengan menyebarkan ujaran kebencian mengatasnamakan agama dan berita-berita bohong alias hoax, lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain yang sangat membutuhan tidak bisa dipertanggung jawabkan. 

Mungkin tidak ada salahnya jika kita memiliki handphone. Tapi gunakanlah benda itu secara bijaksana, dengan cara membagikan hal-hal yang positif  seperti berdagang online dan lebih bagusnya lagi dengan membuat konten-konten menarik yang bisa memajukan bangsa Indonesia.

Contoh yang kedua adalah masyarakat yang enggan memakai produk buatan Indonesia. Mereka berpikir bahwa produk luar negeri atau barang import lebih dipandang orang lebih berkualitas dan bisa menaikan derajat suatu individu, serta produk dalam negeri yang kurang diminati masyarakat. 

Contoh yang lain adalah para pemimpin yang terus mengambil uang rakyat yang bukan hak mereka. Korupsi merupakan suatu hal yang benar-benar menghambat kemajuan bangsa Indonesia.

Kita sebagai generasi muda yang akan terus memajukan Indonesia, harus berpikir dengan teguh, percaya dan bijaksana bahwa siapa lagi yang akan memajukan bangsa ini kalau bukan bangsa itu sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline