Beberapa saat lalu, masyarakat Indonesia ramai dengan pemberitaan iklan TCM Tong Fang, Chang Ciang, dkk yang diangggap tidak/kurang memenuhi kaidah periklanan yang sehat. Salah satu permasalahannya adalah tentang testimoni pasiennya yang dianggap tidak masuk akal. Ujungnya, kemungkinan besar, testimoni tersebut tidak lah benar adanya, atau singkatnya ada indikasi penipuan konsumen.
Namun, kenapa iklan yg dipermasalahkan (terutama oleh kalangan praktisi medis, dokter, IDI, dll) hanya TCM Tong Fang, dkk. Hemat penulis, iklan dengan gimmick2 dan testimoni2 sangat melimpah di Indonesia. Salah satu adalah iklan shampo. Iklan shampo menampilkan bujukan dan testimoni (biasanya selebritis) efek shampo tersebut yang membuat rambut sehat, hitam, berkilau, tidak kusut, mudah disisir, dan sebagainya. Tetapi, pengalaman saya memakai beberapa shampo merek tertentu, hasil yang saya dapat jauh dari iklan2nya. Rambut saya masih biasa2 saja, masih sama seperti sebelumnya. Alih2 berwarna hitam dan indah ketika dikibas2kan, rambut saya malah masih agak kecoklatan, tidak berkilau, kadang kusut juga.
So, kenapa iklan shampo tidak pernah dipermasalahkan?
Padahal, iklan shampo memiliki indikasi pembohongan yang sama. Dimana IDI dan KPI?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H