Lihat ke Halaman Asli

ANDJANI RAMADINA AZZAHRA

Mahasiswa / Akuntansi / FEB/Universitas Mercu Buana

KUIS 11 - Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

Diperbarui: 21 November 2024   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Mandiri

What:
Korupsi telah menjadi masalah kronis di Indonesia, menghambat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik. Berbagai pendekatan telah diupayakan untuk memberantas korupsi, mulai dari penegakan hukum hingga reformasi birokrasi. Namun, untuk memahami lebih dalam apa yang mendasari perilaku korupsi, pendekatan psikologis juga perlu dikaji. 

Salah satu teori psikologi yang relevan untuk menganalisis perilaku korupsi adalah teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Teori Freud tentang struktur kepribadian manusia---Id, Ego, dan Superego---menawarkan wawasan penting tentang dorongan manusia yang sering kali tidak disadari, yang dapat membantu menjelaskan fenomena korupsi di Indonesia.

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang melakukan korupsi menurut perspektif psikoanalisis Freud? Apa peran Id, Ego, dan Superego dalam membentuk perilaku korup? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi keterkaitan antara teori Freud dengan fenomena korupsi di Indonesia, serta mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui analisis mendalam.

Teori Psikoanalisis Sigmund Freud: Struktur Kepribadian Manusia

Sigmund Freud, seorang ahli psikologi asal Austria, mengembangkan teori psikoanalisis yang menguraikan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga komponen utama: Id, Ego, dan Superego. Ketiga komponen ini bekerja secara dinamis dan sering kali bertentangan satu sama lain dalam mempengaruhi perilaku individu.

  1. Id: Adalah bagian dari kepribadian yang paling primitif, bertanggung jawab atas pemenuhan dorongan instingtual dan nafsu. Id beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), yang berarti ia selalu menginginkan kepuasan instan tanpa memperhatikan moralitas atau konsekuensi.

  2. Ego: Ego berfungsi sebagai mediator antara Id dan realitas eksternal. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas (reality principle), yang mana ia berusaha memuaskan keinginan Id dengan cara yang dapat diterima oleh norma sosial dan etika.

  3. Superego: Superego adalah representasi internal dari nilai-nilai moral, norma, dan etika yang diperoleh dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Superego mengatur perilaku seseorang dengan memberikan rasa bersalah atau harga diri ketika individu bertindak sesuai atau melanggar norma moral.

Lalu, apa hubungan struktur kepribadian ini dengan perilaku korupsi? Jika Id mendominasi perilaku individu tanpa pengaruh yang kuat dari Ego dan Superego, maka tindakan yang diambil akan lebih berorientasi pada kepuasan pribadi tanpa memperhatikan moralitas dan hukum. 

Korupsi bisa dipahami sebagai manifestasi dari dominasi Id, di mana dorongan untuk memperoleh keuntungan pribadi (baik dalam bentuk uang, kekuasaan, atau status) mengesampingkan pertimbangan moral dan etika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline