Bikin yang sederhana menjadi ruwet, itu sih semua orang bisa. Tapi, membuat yang ribet jadi lebih sederhana, tidak banyak orang yang mampu. Karena laku seperti ini membutuhkan kemauan dan skill tersendiri.
Dari yang sedikit itu, seorang di antaranya adalah Ibnu Thufail. Bagi Ibnu Thufail, filsafat itu bukan cuma boleh dipahami oleh orang-orang tertentu (ekslusif). Semua orang berhak mentadaburinya.
Supaya masyarakat banyak lebih enteng mencerna pesan-pesan filosofis, Filsuf asal Andalusia yang hidup di abad 12 ini punya cara tersendiri. Dia mengemas pesannya lewat roman atau cerita-cerita layaknya novel atau cerita pendek (cerpen).
Tengok saja kisahnya dalam kitab yang bertajuk Hay Bin Yaqdzan (Si Hidup anak si Bangun). Sebuah karya yang diakui sebagai salah satu kitab paling aneh dalam abad pertengahan. Ini dia kisahnya (seperti yang dinukilkan Allahu Yarham Muhammad Natsir, "Capita Selecta")
"Arkian, adalah menurut cerita orang-orang tua kita dahulu kala, di daerah India, dibawah khatulistiwa, sebuah pulau yang dihuni seorang yang lahir tanpa bapak dan tidak beribu.
Hal yang demikian itu bisa saja terjadi karena hawa di pulau itu sangat nyaman dan paling bersih di dunia, karena mendapat cahaya dari ruangan langit yang paling tinggi.
Ada orang yang berkata, Hay bin Yaqdzan adalah salah seorang manusia yang demikian itu.
Akan tetapi ada pula orang yang berpendapat bahwa di dekat pulau yang dimaksudkan itu, ada lagi sebuah pulau yang amat ramai penduduknya. Pulau diperintah oleh seorang raja yang amat tinggi hati dan cemburu tabiatnya. Dia mempunyai seorang saudara perempuan yang selalu dihalangi bila hendak bersuami, karena menurutnya belumlah ada di antara mereka yang meminang, yang sejodoh dengan saudara perempuannya itu.
Walaupun demikian, saudara raja tersebut dapat juga kawin secara rahasia dengan seorang tani yang dicintai. Proses perkawinannya berlangsung sesuai peraturan agama yang berlaku di negeri itu.
Pada saat yang baik, dapatlah kedua suami istri itu seorang anak laki-laki yang mereka namakan "Hay bin Yaqdzan"
Akan tetapi alangkah sedihnya bilamana suka-cita si ibu dan si bapak terpaksa diputuskan, karena terpaksa bercerai dengan anak mereka yang baru lahir itu, lantaran hendak menyembunyikan perkawinan mereka yang tidak disukai raja yang angkara murka itu.