Lihat ke Halaman Asli

Prabowo dan PT Kiani

Diperbarui: 27 Juli 2018   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilkada 2018 mamang bisa dikatakan belum selesai, karena dalam pilkada kemarin mengundang banyak reaksi masyarakat yang menganggap pilkada 2018 sudah serasa pilpres, karena calon kepala daerah yang diusung kebanyakan dari partai politik yang juga akan mengusung calon presiden di 2019. Sebelum pilkada dilakukan sudah banyak dari pendukung calon yang mengkampanyekan jagoan mereka, namun setelah pilkada selesai kampanye masih tetap dilanjutkan namun ke arah untuk dukungan calon presiden 2019.

Satu persatu para pendukung mulai mengampanyekan jagoan-jagoannya, tidak lepas dari itu ada beberapa juga yang menyerang kubu lawan dengan isu-isu fitnah yang untuk menjatuhkan lawan, termasuk isu-isu lama yang sebenarnya tidak benar datanya.

Salah satu isu atau fitnah yang ditujukan kepada Prabowo Subianto yang salah satunya adalah PT.Kertas Nusantara atau yang dulunya adalah PT.Kiani Kertas.

Nah, sebenarnya bagaimanakah PT.Kertas Nusantara yang sebenarnya? Disini akan kami coba untuk membahas beberapa poin tentang PT.Kertas Nusantara.

Pada awalnya Pulau di Kalimantan itu diincar oleh Amerika untuk pangkalan perang AS. Mengapa pulau di Kalimantan Timur yang sekarang menjadi lokasi pabrik PT.Kiani/Kertas Nusantara) ini sangat diminati oleh Amerika? Karena pada saat itu pangkalan perang di Philipina sudah habis. Dan daerah ini juga sangat strategis sebagai pangkalan yang tanpa dibangunpun sudah langsung dapat untuk merapatkan kapal induk milik AS yang besar.

Nah , sekitar tahun 1994 , Pak Harto punya akal, bagaimana caranya supaya Pulau di Kalimantan itu tidak dincar Amerika lagi, maka dipanggilah pengusaha Bob Hasan yang juga sahabat Pak Harto, untuk menyelematkan Pulau tersebut. Caranya Bob Hasan disuruh membangun industri Pulp and Paper termodern di dunia di pulau itu. Tentu sebagai pebisnis Bob keberatan, karena itu tadi bangun pabrik di tengah pulau , dengan bahan baku di luar pulau kan tidak efisien.  Bob Hasan pun menjalankan perintah Pak Harto untuk menyelamatkan pulau tersebut, meski dia tahu tidak akan mudah nanti menjalankan perusahaan tersebut. Mengingat loaksi pabrik di tengah Pulau.

Setelah pabrik dibangun dan dengan cara itu akhirnya  Amerika tidak jadi untuk mengambil bagian dari pulau tersebut sebagai pangkalan perang. Akan tetapi Amerika tahu akal-akalan Pak Harto, yang kemudian membuat tersinggung dan marah.

Dimulai dari krisis ekonomi, dimana operator penghancurleburan dilakukan oleh soros yang mengakibatkan rupiah terperosok. Hancur lebur ekonomi Indonesia, dan Pak Harto pun dijungkalkan lewat kerusuhan Mei , yg kalau orang waras berfikir sebetulnya itu bukan gerakan Mahasiswa, tapi sebuah gerakan yg dilakukan pihak tertentu dengan menggunakan Mahasiswa dan masyarakat. Itu bukan gerakan reformasi, tapi gerakan si Raksasa itu menjungkirkan orde baru, Pak Harto dalam hal ini.

Pak Harti terjungkal dan Bob Hasan juga ikut dijungkalkan dengan dicaari kasus sepele, hingga Bob Hasan di buang (di penjara) di Nusa Kambangan.

Pada tahun 2002, Bob Hasan yang masih ditahan di Nusa Kambangan saat itu, mendapat kabar bahwa perusahaan PT.Kiani Kertas ditawar tinggi oleh JP Morgan, JP Morgan adalah sebuah institusi perbankan komersial dan investasi yang berpusat di Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh J. Pierpont Morgan dan umumnya dikenal sebagai House of Morgan atau Morgan saja. 

Saat ini, J.P. Morgan merupakan lengan perbankan investas milik JPMorgan Chase. Pikiran Bob Hasan langsung mengarah jangan sampai pulau itu jatuh ke pihak asing. Kemudian Bob Hasan menghubungi orang yang mempunyai jiwa nasionalis tinggi, orang itu adalah Prabowo Subianto, namun pada saat itu Prabowo tidak memiliki cukup uang untuk membeli perusahaan itu. Maka Bob juga menghubungi orang yang setipe dengan Prabowo, orang itu adalah Dirut Mandiri, ECW Neloe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline