Lihat ke Halaman Asli

Andi Yani

Dosen dan peneliti bidang sosial dan politik

Surga Buku Bekas di Leiden

Diperbarui: 24 Maret 2019   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boekenzoelder tampak dari depan (Foto: Dokumentasi pribadi)

Setiap kota selalu memiliki toko atau pasar barang-barang bekas. Namun tidak banyak kota yang mempunyai toko buku bekas yang bukunya gratisan. 

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang sebuah toko buku bekas yang juga menyediakan buku gratisan di Leiden.

Sebagai kota pelajar, Leiden tidak bisa dipisah dengan berbagai kegiatan keilmuan. Kota kecil yang dihuni 121,562 penduduk (UN, 2015) mempunyai kampus tertua di Belanda yang dibangun sejak tahun 1575. Selain itu, kota ini juga memiliki keunikan dengan puisi dari beragam negara menghiasi dinding kota (silahkan baca di sini).

Rak koleksi berbahasa Inggris fiksi atau non fiksi (Foto: Dokumentasi pribadi)

Hampir setiap kota di Belanda pasti mempunyai toko bekas atau dikenal dengan bahasa Belanda Kringloop atau Tweedehands. Toko-toko bekas ini menyediakan semua jenis barang-barang bekas, mulai dari pakaian, furniture, mainan, sepatu, alat olahraga dan tentu saja buku. Kringloop menjadi langganan umumnya mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa yang pas-pasan. 

Namun ada satu toko buku bekas yang khas di Leiden, namanya Boekenzolder. Toko bekas ini menyediakan buku yang bisa diambil tanpa bayar alias gratisan. Toko ini terdiri atas dua lantai dan hanya buka tiga hari dalam seminggu yaitu hari Kamis, Jumat dan Sabtu dari jam 13:00 - 17:00. Lokasinya di pinggiran kota Leiden di daerah pergudangan lama. Butuh waktu sekitar 15 menit bersepeda dari stasiun kereta Leiden.

Suasana Boekenzoelder dan tempat membaca (Foto: Dokumentasi pribadi)

Boekenzolder memiliki jutaan koleksi buku dari berbagai bahasa. Sebagian besar berbahasa Belanda namun buku berbahasa Inggris juga banyak serta buku berbahasa Itali, Spanyol, Perancis, Cina, Jepang bahkan Arab.  

Di lantai dasar tersedia koleksi buku berbahasa Belanda dan Inggris yang disusun rapi di rak-rak buku yang dikategori menurut jenis bukunya. Buku koleksi anak-anak dibuat tempat khusus lengkap dengan balon dan mainan bekas. Pengelola buku menyediakan tempat untuk membaca di salah satu ruang di lantai dasar dan juga sebuah ruangan di lantai atas.

Koleksi buku anak-anak

Menariknya, ada satu rak khusus yang menyediakan buku-buku dari Indonesia yang berbahasa Belanda. Terlihat beberapa novel karya sang begawan Pramoedya Ananta Toer. Hal ini membuktikan bahwa Belanda memiliki ikatan khusus dengan Indonesia dan menyediakan rak khusus ini dan letaknya dekat pintu masuk dan kasir. 

Usia Boekenzolder masih terbilang sangat muda karena baru dibuka tahun 2011 yang berlokasi di loteng sebuah rumah tua di Leiden. Setahun kemudian, Boekenzolder pindah ke alamat yang baru dengan tempat yang lebih luas. Inisiatif membuka toko buku bekas ini sebenarnya salah satu proyek dari sebuah yayasan amal yang bernama Kittiwake Stichting. 

Yayasan ini memiliki visi untuk meningkatkan pendidikan orang-orang yang tidak mampu khususnya dalam bidang penyediaan buku murah, donasi buku ke berbagai perpustakaan masyarakat atau di penjara. Yayasan ini berdiri sejak 2004 di Belanda kemudian juga berdiri 2005 di Inggris. Yayasan ini didukung oleh banyak sekali sponsor lembaga atau pribadi. Boekenzolder sendiri mendapat dukungan dari Pemerintah Leiden.

Koleksi buku khusus tentang Indonesia yang berbahasa Belanda (Dokumentasi pribadi)

Boekenzolder juga menerima buku-buku bekas dari masyarakat atau bahkan dari penerbit atau sumbangan perusahaan. Sebagian buku dijual dengan harga murah dan sebagian lagi bisa dipinjam dengan waktu yang cukup lama. 

Buku-buku yang gratis biasanya ada stempel di bagian dalam sampulnya yang tertulis "niet voor de verkoop" atau tidak untuk dijual. Jenis buku yang gratis sangat beragam, mulai dari buku ilmiah, buku teks untuk mahasiswa, sampai ke buku novel. Beberapa koleksi klasik seperti koleksi karya Shakespeare sampai koleksi Sherlock Holmes atau Dan Brown. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline