Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Puisi: Asmaradana

Diperbarui: 23 Juli 2023   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gallery Foto Pribadi

Cintaku seperti 2 menit panjang
yang tak bisa apa-apa,
terlebih memuliakanmu
enam puluh detik pertama dan akhir ini
selalu merepotkan kita.

Kau mengeluh.
Aku pun sama.
Untuk mewarnai langit hidup masing-masing
Nampaknya
Kita sangat senang ya
berputar-putar seperti mata gasing!

"Mengapa kau membutuhkanku
disaat orang lain
mencampakkanku?"

"Yap. Memang mengapa
orang lain mencampakanmu justru
saat aku membutuhkanmu?

"Jangan memutar pertanyaanku. Jawab saja!"

Kau selalu mengira dan mengukur apa yang
kita miliki hari ini adalah yang
telah kita lepaskan kemarin.

Aku tidak pernah benar-benar bisa percaya
memegang takdirku sendiri.
Rasanya ia bagai ekor ular. Yang kepalanya bergerak semrawut
tanpa bisa kukendalikan.

"Kemana perginya hari masa muda kita?"
Kau bertanya.

Mungkin ke teluk.
Mungkin juga pergi ke padang pasir.
Atau barangkali
kabur ke tanah berlempung.

Terkadang, aku mengingat diriku dulu 20 tahun lebih muda.
Berdiri di depan cermin.
Tidak mengatakan sepatah kata pun. Selain
"Siapa orang yang berada di kepalaku?
Dan seperti apa gerangan rupanya
sehingga ia sanggup mengendarai tubuhku
secara serampangan seperti ini?"
 
"Cinta itu misterius," Kau selalu bilang begitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline