Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Puisi | Dasar Kecemasan Kita

Diperbarui: 24 Mei 2018   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: @kulturtava

Kelak aku tahu yang bisa kauingat dariku adalah kenangan kita. Rindu tidak. Karena hari-harimu hanya akan diisi oleh orang-orang yang kaucintai, juga seseorang yang terus berada di sampingmu, yang senantiasa buatmu tersenyum, meredam hasrat amarahmu saat kaumarah, menuntun jalanmu saat kau merasa tersesat, ia adalah satu-satunya orang yang sanggup menenangkan semua kecemasanmu dengan kesabarannya yang saleh dan penuh kasih.

Kau tidak lupa denganku. Sepenuhnya. Kehidupan seperti pesta murahan yang diadakan sehari semalam. Pesta sekejap kembang api yang meletus di langit yang cakap membikin kita khawatir: apakah akan ada kembang api berikutnya?

Aku mengatasi kecemasanku dengan kebisuan. Menciptakan ruang hujan buatanku sendiri di dalam kepala dan menghentikannya jika tiba-tiba merasa asing.

Saat-saat dulu kau mencintaiku apa yang kau cintai dari diriku? Sesuatu yang tak kau temukan dari orang lain? Tapi apakah itu?

Aku ingat, saat-saat kita masih bersama, aku sering merasakan kau seperti orang yang tersesat. Berada di sampingku tapi seolah jauh dari jangkauanku dan kau menggumam tak karuan tapi mulutnya tak mengatakan apa-apa.

Apa yang sudah dunia lakukan padamu? Makanan apa yang kau telan sampai aku tak bisa merasakannya? Aku ingin bertanya  padamu seperti itu tapi mungkin kau takkan menjawabnya. Kau tak ingin membaginya denganku.

Kau tidak membenciku. Kau hanya membenci dirimu sendiri yang tak sanggup protes akan sesuatu yang terjadi tak sesuai keinginanmu.

Di samping lemah, kau mencintaiku karena aku unggul. Tapi kau tak bisa menerimanya. Kau tak bisa memanfaatkannya. Kau hanya ingin memiliki dirimu sendiri.

Itu kesalahanku. Tapi kau tak perlu minta maaf. Semua kesalahanmu sudah kumaafkan.

Baiklah. Sepanjang ini, kurasa segalanya sudah terjawab. Tapi apakah ada yang terhapus dari kita?


Andi Wi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline