Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Puisi | Surat

Diperbarui: 13 Mei 2018   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Apa kau sudah menulis surat untuk membalas surat-suratku? Penantian telah makan banyak korban di alam semesta ini, membunuh yang lemah, mencuri yang lengah, menggantikan yang tiada dan melakukan semua hal yang menyebabkan kesedihan manusia di muka bumi.

Apa kau sedang memutuskan membalas surat-suratku? Hari berlalu begitu cepat dalam satu embusan napas, tapi, berganti amat lama tanpa adanya rencana cadangan dan pilihan yang bisa kuperoleh.

Apa kau telah memikirkan kata-kata tepat untuk membalas surat-suratku? Jangan terlalu panjang. Aku tak ingin menyulitkanmu. Aku cuma ingin tahu bagaimana kau akan membalas surat-surat itu setelah sekian lama kau buatku bersabar.

Aku tak akan marah bila balasanmu tiba sedemikan terlambatnya, sebab mungkin saja suratmu mesti menempuh jarak milyaran tahun cahaya jauhnya untuk sampai di tanganku. Aku bersumpah takkan melaporkanmu ke polisi karena perbuatan tak menyenangkan telah membuat menanti seseorang tanpa kepastian dan tindakan seseorang yang mengambil keputusan.

Namun jika nanti telah kau putuskan membalas surat-suratku, balaslah segalanya dengan ringan, dengan semua kejujuranmu yang maha mengetahui sebab aku selalu ingin tahu apa yang tak kuketahui darimu.

Tapi jika nanti sudah kau putuskan membalas surat-suratku, dengan cara tak ingin membalas surat-suratku. Aku, sungguh sama sekali tak keberatan. Sebab dengan atau tanpa kedatangan suratmu tiba, aku akan masih tetap merasa utuh menantimu, hingga suatu waktu kau mungkin saja akan mengubahku menjadi surat itu sendiri.

Andi Wi

Ajibarang, 12 Mei 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline