Adalah pilihan kita ingin dikenang dengan cara seperti apa.
Tentang Karya dan Apresiasi masyarakat
Manusia punya tujuan hidup masing-masing. Impian masing-masing, sampai kamar mandi favorit masing-masing. Kamar mandi favorit saya adalah kamar mandi rumah saya sendiri. Di sana saya bisa bebas duduk berjam-jam lamanya sambil memikirkan hal-hal muskil terjadi namun justru seringnya membuat saya senang. Saya tak pernah bisa betah duduk di kamar mandi orang lain, atau di sebuah bank, atau di tolilet umum atau di mana pun. Tinggal di kamar mandi orang lain, rasanya seperti memiliki beban berat sekaligus diawasi dari kamera pengintai.
Saya kurang menyukai kamera. Kadang-kadang saya menyukainya tapi jika memungkinkan saya ingin dikenang dengam cara yang layak.
Baiklah. Itu hanya sebuah gambaran. Sebab yang ingin saya ceritakan sebenarnya adalah usia produktif kita semasa hidup.
Menjelang usia produktif, adalah layak jika orang-orang bertanya: apa yang kamu lakukan selama ini? Selama kamu masih muda atau tidak muda tapi cukup produktif?
Jika terlintas dalam telinga saya kata misalnya, Joko Pinurbo, saya yakin, pertama kali yang ingin saya katakan adalah puisi-nya, celana-nya, sarung-nya dll.
Atau Raisa? Kesempatan Kedua-nya. Atau Socrates? Bapak bijaksana, bapak filsuf terkenal di dunia.
Benar. Saya sepenuhnya sedang bicara tentang karya mereka. Sepenuhnya ini tentang karya yang pernah mereka ciptakan selama mereka hidup.
Kembali ke kalimat awal. Adalah pilihan kita ingin dikenang dengan cara seperti apa.
Hari ini, dalam tulisan ini, saya secara pribadi ingin mengajak para pembaca menghasilkan karya. Maksud saya "karya" bisa dalam bentuk tulisan, audio, visual, atau campuran keduanya.