Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Cerpen | O, Hari yang Panjang

Diperbarui: 7 Januari 2018   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Instagram @oh_long_leslie

Hio berkata ada yang tak kumengerti. Semakin berusaha keras aku menjauhkan diri dengan orang lain, kesempatannya semakin besar ingin merasa dekat dengan mereka.

Sumpah, perutku sakit mendengar pernyataannya itu. Sebab kenyataannya sama sekali berlainan.

Hio menyelaku, "Kau boleh tertawa sepuasmu. Tapi kau akan segera minta maaf padaku jika yang kukatakan benar."

"Aku janji. Aku hidup untuk meminta maaf pada orang lain. Tapi jika kau berkeras bahwa dua orang berbeda bisa saling memahami satu sama lain, kukira kau salah."

"Temui saja dulu."

"Yah, aku akan menemuinya, sepuluh menit cukup untuk saling menyapa, berjabat tangan menyebutkan nama, dan pulang. Lalu dua minggu kemudian saling melupakan satu sama lain tanpa berniat menyingung."

"Kalani akan mengingatmu dalam daftar orang yang perlu diingat."

"Semoga rencanamu berhasil."

"Itu rencana untukmu. Ah. Kenapa aku jadi tergoda mengatakan: betapa tolol kau ini," Hio kesal.

"Kau benar. Tapi, aku tolol karena aku juga punya teman yang lumayan tolol."

"Terserah saja. Tapi kau harus menemuinya. Lima menit lagi dia tiba. Persiapkan dirimu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline