Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Dia

Diperbarui: 14 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: analisadaily.com

Dia bohong, dia bilang bukan seperti itu yang ingin dia katakan. "Ah," katanya, "andai kau mau mendengarku satu kalimat lagi," 

"Aku punya banyak waktu berlimpah kok," kataku.

Lalu dia menjelaskan lebih dari satu kalimat, atau memang masih satu kalimat, karena sebenarnya dia bicara sangat cepat tanpa titik. Persis seorang orator yang gemar memprovokasi agar orang lain percaya kata-katanya. 

Setelah merasa selesai dan lelah karena aku cuma bergeming macam patung, dia menghentak-hentakkan kakinya. Seperti kuda. Lalu menangis dan menggigit bibir bawahnya. 

"Jangan menangis," kataku tak percaya akan kegagalannya meyakinkan orang lain. 

"Aku gagal."

"Jangan menangis," kataku lagi. 

"Kenapa?" 

"Karena kalau kamu menangis, artinya aku juga gagal membuatmu tidak menangis!" 

Lalu dia memelukku

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline