Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Puisi | Menjadi Tidak Peduli

Diperbarui: 30 Maret 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pbs.twimg.com

Menjadi tidak peduli. Aku akan belajar dari seorang penganggur yang buta jam kerja bagi kesibukannya yang padat akan mimpi-mimpi kosong yang rapat.

Menjadi tidak peduli. Aku akan mulai menanyai benda-benda asing yang disentuh anak kecil tanpa rasa takut; apakah api, apakah kalajengking, apa ia tak malu menangis di tengah pasar malam,  di antara kerumunan orang pesta pernikahan begitu?

Menjadi tidak peduli. Demikian aku akan belajar darimu seorang prajurit berani mati bagi negara dan agamanya dan membiarkan sedetik kemudian gula-gulaku habis dirubung semut. Dan lelucon Tragedi Winka dan Sihka masih berlanjut.

Menjadi tidak peduli. Aku akan memacari pohon-pohon, batu-batu, pot bunga rumahmu, kerikil-kerikil kecil, sebutkan saja, kami akan berbagi apa pun tanpa menginginkan imajinansi baru bersaing siapa yang paling batu, dan lama membalas pesan.

Menjadi tidak peduli. Aku akan belajar dari prosa panjang yang sulit dinyanyikan, ayat pendek yang susah dihapal bagi yang menyerah dan pelupa dan bagimu aku tidak peduli, apa yang kau masih ingat bunyi napasku yang megap-megap ketika menggapimu?

Menjadi tidak peduli. Aku ingin menjadi yang tiba-tiba terlanjur menjadi suara yang di lemparkan ke dalam lorong. 

Beranda Rumah Bersama Dul, Maret 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline