Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Masa Lalu yang Dihajar Rindu, Babak Belur

Diperbarui: 10 Juli 2015   03:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

1/
di ujung malam
kantuk belum pulang
rindu menunggunya
di ambang pintu yang berkaca-kaca, airmata
 
2/
jalanan memang seperti nasib, yang mangkir ke buruk
tikungan, perempatan, laiknya ancaman
 
Ia kira, barangkali: begal memang sedang kesal.
;tak ada mangsa, rindu pun tak apa.

3/
rindu manyun. bukan, tapi tegang
lalu keringatnya itu keluar. besar-besar
sebesar harapan.

4/
di selasar angkasa
bintang-bintang semakin kekar
menggelar, kontes: siapa yang paling terang, yang paling ia terangkan
dalam kesepian.

5/
untunglah ia ingat kata guru ngajinya
rindu; tak ada dalam rukum islam
atau rukum iman
tunaikan saja, jika itu
upaya menggenapi rindu yang perlu, tanpa kesedihan.

6/
baru setengah babak ia berdoa kepada Tuhan,
matanya menemukan tuan.
O, tunggu! Itu itu dia, rindu,
"muka kamu kenapa, kok babak belur begitu?"
"Habis dihajar kamu yang rindu masa lalu."

 

 

---

Mangkok yang Menguap. 10 Juli 2015

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline