[caption id="attachment_382143" align="aligncenter" width="300" caption="shuttershock"][/caption]
kita berdua seakan saling mengalah.
lalu, saling mendahulukan.
"silakan," katamu.
"kamu saja dulu."
dengan banyak timbang
dan sesuatu yang tak sesuatukan
kamu permisi-bawa banyak kenang. saya,
mengangguk dan tak percaya.
cintaku bukanlah cinta biasa, katamu.
Jika kamu yang memiliki, ucapmu lagi.
... dan kamu yang temaniku
seumur hidupku, katamu, dulu
kalau tidak keliru, begitu*
pelan-pelan, kenangan
menjelma rindu,
yang tak mampu dipersatukan.
"Perpisahan ini bukan mengenai
kekeliruan," lanjutmu kemudian,
"melainkan, sesuatu yang tak
tersesuatukan."
"keliru atau apa. saya hanya
mau, kita, sama-sama berdoa.
supaya rindu tetap tebal
tiap kali merapal. Lalu ketemu
pada satu waktu, yang
disepakati oleh Tuhan.
barangkali, nanti
kita dipersatukan, bukan lagi
sebagai sepasang kekasih.
kenali saya,
sebagai seseorang yang pernah
kamu ceritakan pada Tuhan."
Samarinda, 05 Mei 2015
*) Dari lirik lagu Afgan-Bukan Cinta Biasa