Lihat ke Halaman Asli

Andi Wi

TERVERIFIKASI

Hai, salam!

Rindunya Merindukan Sendirian

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425817531450002107

[caption id="attachment_372031" align="aligncenter" width="314" caption="3.bp.blogspot.com"][/caption]

-

seperti aku dan kamu tahu, kekasih
rindu adalah titik temu para perih.
Dimana luka-luka tumbuh hebat. Lebat. Tak berjarak.

seperti aku dan kamu tahu, kekasih
rindu adalah realitivitas waktu
yang tak pernah tuntas, tanpa tahu batas

rindu adalah kamu
saban hari kusirami.
Tumbuh seperti duri-duri
tajam, saling menyakiti

Tiap malam, setiap rindu mencekam
kamarku alih fungsi
tidak lagi seperti taman, dengan seribu bunga
kupu-kupu yang melayang di udara. Atau sepasang kekasih yang sedang asyik bercinta

Melainkan, taman gersang, yang tinggal kenang.
Di sana, kamu bisa lihat;
bangku bercat putih terang, berubah jadi cokelat pekat.
Kadang-kadang, ada seorang lelaki berkulit sawo matang, duduk, sendirian.
Menikmati matahari tenggelam.

Seperti aku dan kamu tahu, kekasih
tidak ada sebab logis. Mengapa rindu begitu perih.
Dan entah kenapa, rindu seperti ratapan.
Maunya mengerang tiap malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline