Lihat ke Halaman Asli

AndiUcha

mencoba

Mahasiswa dan Pragmatisme

Diperbarui: 27 Agustus 2016   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Perguruan tinggi atau universitas merupakan lembaga pendidikan yang mendidik anak bangsa yang dipersiapkan melanjutkan tongkat estafet perjuangan para pemimpin bangsa. Pelajar pada perguruan tinggi disebut mahasiswa yang menjadi obyek pembinaan dalam berbagai hal pada perguruan tinggi.

Pada dasarnya, mahasiswa tidak semata-mata dituntut untuk mencapai prestasi akademik memperoleh IP (Indeks Prestasi) setingi-tingginya. Melainkan juga, mahasiswa didorong untuk mencapai prestasi dalam berbagai bidang seperti, olahraga, seni dan keaktifannya bergabung dalam sebuah himpunan kemahasiswaan.

Sebagaimana diketahui, dalam kehidupan kampus yang dinamis dan bergelora, diakui harus mengembangkan potensi diri. Hal ini dikarenakan sebagai insan intelektual dan agen pembangunan. Mereka diharuskan memiliki kesiapan yang matang. Maka tak heran di dunia kemahasiswaan, dan penulis mencontohkan di Kampus STMIK Handayani Makassar dikenal istilah mahasiswa produktif dan mahasiswa pragmatis.

Mahasiswa produktif, siapa saja itu ?. Pada umumnya mahasiswa produktif ini aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan tanpa melupakan kewajibannya dalam bidang akademik. Mahasiswa produktif memiliki motivasi yang besar dan kemauan tekad yang kuat. Karena itu melalui lembaga atau himpunan kemahasiswaan tidak jarang kelompok kemahasiswaan ini mencapai prestasi yang membanggakan bagi fakultasnya atau kampusnya dan tidak jarang pula membawa nama kampusnya di kancah nasional dan internasional.

Sementara Mahasiswa Pragmatis,  yakni kelompok yang dinilai kontradiksi dari mahasiswa produktif. Mahasiswa pragmatis tak jarang acuh pada kegiatan kemahasiswaan dan hanya cendrung aktif dalam bidang perkuliahan atau akademik. Tidak jarang kelompok ini mencapai IP di atas rata-rata, karena mereka hanya bertujuan untuk melihat hasil semata. Tapi sebagai konsekuenasinya dari sikap acuh tak acuh terhadap kegiatan kemahasiswaan, kelompok mahasiswa ini tidak akan memperoleh prestasi apa-apa selain IP yang tinggi.

Menurut penulis, mahasiswa yang luar biasa adalah mahasiswa yang selain memperoleh IP yang tinggi juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Karena hal ini menunjukkan bahwa, mahasiswa produktif memiliki manajemen waktu yang baik, kedisiplinan yang tinggi dan tekad serta motivasi yang kuat.

Berantas Mahasiswa Pragmatisme, Bisakah..?

Bukan berarti penulis tidak sepakat dengan mahasiswa pragmatisme. Tapi setidaknya mengajak urung rembuk dengan mencermati bangsa kita dikekinian yang terus menerus didera berbagai permasalahan yang tak kunjung habis, seperti masalah penegakan hukum, ekonomi, pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

Dari permasalahan seperti itu, menurut hemat penulis sudah sewajarnya mahasiswa memposisikan dirinya sebagai agent of change dan social control yang mampu memberikan kontribusi nyata untuk memperbaiki dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasl ini tentu saja sejalan dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yakni, pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Tentu sebagai mahasiswa  tidak semua  memiliki pemikiran yang sama soal itu. Terdapat mahasiswa yang hanya asyik dengan kepentingan pribadi, tidak peka terhadap permasalahan bangsa dan hanya mengikuti arus lingkungan atau tidak memiliki idealisme sebagai maha-siswa.

Sikap mahasiswa seperti inilah yang perlu mendapatkan porsi perhatian untuk memperoleh pembinaan tersendiri. Tentu tidak bisa dinafikan untuk diberantas, karena sikap dan sifat itu adalah hak pribadi dan karakter individualistik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline