Indonesia memiliki 260 juta penduduk dengan pembagian struktur umur:
- 0 -- 24 Tahun : 42,45%
- 25 -- 54 Tahun : 42.35%
- 55 -- 64 Tahun : 8.4%
- 65 Tahun keatas : 6.79%
Dengan adanya struktur seperti ini, kita bisa melihat bahwa mayoritas penduduk Indonesia ada pada usia muda dan produktif (sekitar 84.8%). Mayoritas penduduk tersebutlah yang tentunya akan meneruskan perjalanan bangsa Indonesia ini. Tentunya roda ekonomi bangsa ini pun juga akan digerakan oleh generasi muda. Generasi ini lah yang akan menjadi kelompok terbesar dalam golongan pekerja di masa depan. Mereka pun sudah mulai mendominasi di tempat kerja, baik swasta maupun pemerintah.
Kita harus ingat bahwa generasi muda ini adalah salah satu asset penting yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat menggerakan roda perekonomian. Indonesia memang dikenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, tetapi kita juga harus ingat bahwa kita juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat banyak.
Beda generasi, beda juga cara berpikir, cara menjalankan aktivitas, sampai cara mereka bekerja dan mencari uang. Generasi muda ini sering disebut dengan generasi millennials. Cara mekera bekerja pun sangat berbeda dengan generasi -- generasi sebelumnya. Mereka lebih suka tantangan, cendrung mudah bosan dengan pekerjaan yang begitu -- begitu saja, berpikir kritis, tidak suka didikte, dan masih banyak hal lainnya. Apabila melihat beberapa cara mereka bekerja, sangatlah tidak cocok dengan kultur perusahaan / lingkungan kerja yang kolot, old school,birokratif, dsb.
Kultur yang sangat berbeda dari kantor -- kantor generasi sebelumnya sudah diterapkan perusahaan -- perusahaan raksasa di Amerika dan Eropa, seperti Google, Unilever, UBER, Apple, Amazon, Starbucks, dan perusahaan raksasa lainnya. Kultur dan suasana kerja yang mereka terapkan sangat berbeda dari perusahaan konvensional lainnya. Suasana kerja dibuat senyaman dan se -- funmungkin bagi para generasi ini. Sehingga para karyawan tidak mudah bosan dengan pekerjaannya dan bisa lebih produktif dalam bekerja.
Hal ini harus diterapkan juga di negara kita. Beberapa perushaan Multinasional sudah melakukan penyesuaian kultur perusahaan sesuai dengan generasi yang sedang dan akan bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan -- perusahaan lokal yang sedang merintis pun (Start up business) sudah melakukan hal ini. Tidak heran apabila generasi muda atau yang akan masuk kerja hanya mau masuk ke perusahaan yang memiliki kultur tersebut.
Apabila perusahaan lain, terlebih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak dapat menyesuaikan perkembangan jaman dalam kultur perusahaan, SDM yang kita sebut dengan asset negara ini tidak tertarik untuk bekerja di perusahaan milik negara. Padahal perusahaan milik negara ini lah yang seharusnya dapat lebih mensejahterakan banyak orang. Karena memang usaha yang dijalankan BUMN lah yang benar -- benar mendasar dalam memenuhi kebutuhan penduduk negaranya.
Bukan berarti tidak baik apabila generasi kita bekerja di perusahaan asing. Tetapi akan lebih baik apabila yang terjadi adalah pemerataan antara populasi pekerja di perusahaan asing, maupun lokal dan milik negara.
Pemerintah pun juga harus melek dalam melihat fenomena ini. Apabila pemerintah juga tidak dapat menyesuaikan kultur dalam bekerja di lingkungan pemerintahan, asset negara yang kita sebut penduduk millennials ini tidak ada yang tertarik untuk bekerja di pemerintahan. Semua harus dibenahi, tidak hanya kultur bekerjanya saja, melainkan pembenahan dalam pemberian gaji terhadap karyawannya.
Maka dari itu, untuk menjaga asset negara yang bernama Sumber Daya Manusia, diperlukannya penyesuaian kultur perusahaan baik dari sektor pemerintahan, maupun sektor swasta. Karena asset negara ini lah yang akan menjadi penggerak roda ekonomi negara apabila Sumber Daya Alam negara kita sudah tidak bisa dioptimalkan lagi.
Salam,