Lihat ke Halaman Asli

Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah untuk Dapat Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016?

Diperbarui: 9 Juni 2016   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015, tentu berakibat juga pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang hanya sekitar 4.79%.  Pertumbuhan ini dapat dikatakan pertumbuhan terendah selama 6 tahun terakhir.  Lalu apa yang harus dilakukan untuk dapat memperbaiki atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 ini?  Butuh beberapa strategi untuk dapat meningkatkan pertumbuhan di tahun 2016, yaitu strategi jangka pendek, dan strategi jangka panjang.

Untuk jangka pendek, pemerintah tentu hanya bisa bergantung pada peningkatan penerimaan fiskal.  Realisasi pendapatan pajak pada tahun 2015 mencapai Rp. 1.055 triliun, sedangkan target pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 adalah Rp. 1.294,25 trilun.  Itu artinya pendapatan pajak negara hanya sekitar 81,5% dari target.  Sehingga untuk tahun 2016 ini memang perlu beberapa kebijakan fiskal untuk dapat menggenjot pendapatan negara.  Tetapi apabila mengandalkan hanya dari penerimaan fiskal saja, tidak dapat membuat perekonomian tumbuh diatas 5%.

Lalu untuk jangka menengah dan panjang, pemerintah harus dapat memfasilitasi para calon investor untuk mendapatkan kemudahan berinvestasi di Indonesia.  Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa jilid paket kebijakan ekonomi untuk dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi.  Sudah ada 12 jilid Paket Kebijakan Ekonomi yang sudah diumumkan oleh presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa hingga tahun 2019 ini, investasi akan lebih fokus kepada pembangunan infrastruktur dan diklaim akan menjadi pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah Indonesia.  Tentu untuk dapat mempermulus investor berinvestasi harus dilakukan deregulasi sejumlah aturan dan perizinan.

Pada 28 April 2016, Pemerintah sudah merilis Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 12 yang dimana fokus pada memangkas memangkas sejumlah izin, prosedur, waktu dan biaya untuk kemudahan membuka usaha di Indonesia.  Beberapa negara seperti Korea Selatan, China, Uni Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Jepang sudah mau berkomitmen melakukan investasi di Indonesia, terlebih khusus untuk proyek-proyek infrastruktur, yang sesuai dengan keinginan Presiden.

Sebagai contoh, Korea Selatan sudah berkomitmen melakukan investasi sebesar US$18 miliar, China sebesar US$ 74 miliar, Eropa sebesar US$ 20,5 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 19,5 miliar.  Tentu sekali lagi hal ini harus dibantu dengan kemudahan berinvestasi terkait perizinan, dan sebagainya.

Dapat diberi kesimpulan bahwa untuk dapat menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia perlu beberapa hal seperti peningkatan penerimaan fiskal, dan investasi swasta di negara kita.  Tidak hanya dua hal ini saja, tetapi perlu juga kemudahan dan biaya logistic yang rendah.  Karena memang logistic di Indonesia cukup mahal biayanya.  Sehingga pemerintah perlu melakukan inovasi dalam membuat kebijakan.

Salam

Andityo Triutomo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline