Lihat ke Halaman Asli

Andy Tirta

Peace comes from within, don't seek it without.

Jangan Pernah Ngebut Melebihi Kecepatan 80 Km/Jan

Diperbarui: 5 November 2021   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Barusan sore tadi tersebar berita kecelakaan tunggal di jalan tol yang menyebabkan Vanessa Angel dan suaminya meninggal dunia. Siapa di republik ini yang tidak mengenal Vanessa Angel?

Tetapi, saya tidak ingin membahas siapa itu Vanessa Angel. Saya hanya prihatin melihat tingginya kecelakaan lalu lintas yang seringkali sampai merenggut nyawa yang kerapkali terjadi di jalan bebas hambatan.

Kita sudah sering terdengar terjadi kecelakaan di jalan bebas hambatan yang menyebabkan korban nyawa.

Saya selaku penggunaan jalan tol kerapkali mengamati dan mengalami mobil-mobil yang berkecepatan tinggi di atas 100 Km/jam. Seringkali saya lihat mobil-mobil itu tidak hanya mengebut tetapi juga berlari zig-zag. Salip kiri salip kanan. Sehingga membahayakan pengendaraan lainnya.

Para pengebut jalanan itu bahaikan pembalap di sirkuit. Atau seperti orang yang sedang kebelet pipis atau beol.

Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan agen tunggal rem ABS sistem mekanis. Sehingga saya sedikit tahu tentang sistem pengereman mobil.
Kami sering mengadakan uji coba dengan memasangkan Rem ABS kemudian mobil dikebut dan direm mendadak.  Mobil yang tidak dipasang rem ABS ketika direm mendadak akan tergelincir jauh ke depan. Sedangkan mobil yang terpasang rem ABS ketika direm mendadak jarak gelincirnya tidak sejauh yang belum terpasang rem ABS.

Saya setiap mengendarai mobil di jalan bebas hambatan selalu mengontrol kecepatan tidak lebih dari 80 Km/ jam. Kecepatan segitu akan mencegah tergelincir jauh dan panjang apabila terjadi rem mendadak. Sehingga kecelakaan parah tidak akan terjadi. Disamping itu, menyetir dengan  kecepatan 80 Km/ jam akan menghemat BBM.

Saya pun setiap menyetir di jalan tol selalu menjaga jarak antara mobil saya dengan mobil di depan minimal berjarak kira-kira 3-4 mobil.

Yang membuat saya seringkali naik pitam adalah setiap saya menjaga jarak, ada saja mobil yang ngebut dari belakang, lalu dari kiri belakang dia menyalib saya dan sekonyong-konyong dia sudah berada di depan saya.

Seandainya kecepatan mobil saya pacu di atas 100 Km/jam, maka sudah pasti akan terjadi rem mendadak atau tabrakan beruntun.

Bukankah kita acapkali pernah menonton mobil-mobil bertabrakan beruntun di jalan tol terutama di jalur kanan yang merupakan jalur cepat bagi mobil-mobil yang pengendara dan penumpangnya sedang kebelet pipis atau kebelet beol???

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline