Lihat ke Halaman Asli

Menyelamatkan Aset dan Budaya Bangsa melalui Pencanangan Hari Pasar Rakyat Nasional

Diperbarui: 25 Januari 2017   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo : Dokumen Pribadi

Berbelanja di pasar rakyat di setiap akhir minggu, adalah rutinitas saya.Bangun pagi di hari Sabtu dan sambil berolahraga, saya langsung menuju ke Pasar Pagi Arengka untuk berbelanja kebutuhan dapur.Kebetulan pasar yang di tuju hanya berjarak lebih kurang dua kilometer dari rumah.Siang harinya giliran ke pasar modern beserta isteri dan anak-anak untuk jalan-jalan sambil makan siang di gerai makan minum yang ada di tempat itu dan melengkapi kebutuhan rumah tangga lainnya yang tidak terdapat di pasar rakyat atau untuk beberapa produk tertentu harganya lebih murah di bandingkan dengan pasar rakyat.

Saya adalah seorang pekerja marketing di sebuah perusahaan multinasional yang berkantor cabang di Pekanbaru, Riau.Libur kerja hari Sabtu dan Minggu saya manfaatkan dengan berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan lain untuk refreshing serta menghilangkan stress akibat tuntutan pekerjaan, salah satunya adalah dengan mengunjungi pasar.

Karena sudah menjadi rutinitas, saya jadi hapal harga-harga barang kebutuhan rumah tangga dan juga dengan suasana dan kondisi yang ada di pasar rakyat maupun pasar modern.Ada kelebihan dan kekurangan dari kedua pasar ini.

Beberapa kelebihan berbelanja di pasar rakyat adalah bisa berbelanja lebih pagi,barang-barang yang di jual lebih segar dan harganya sangat terjangkau dan masih bisa di tawar.Adapun kekurangannya adalah kondisinya yang tidak tertata rapi,kotor dan bau serta minim fasilitas umum.

Sedangkan pasar modern, walaupun sebagian besar harga barang yang di tawarkan di tempat ini cenderung lebih mahal tetapi karena kondisi dan suasana belanja yang nyaman, barang-barang yang di tawarkan tertata dengan rapi, bersih dan harum serta punya fasilitas umum yang lengkap dan memadai,tetap membuat orang-orang seperti saya dan keluarga datang kesini dan hal itu selalu berulang.

Dari data yang saya baca dari beberapa media,saat ini jumlah pasar yang di kategorikan modern terus bertambah di Pekanbaru (lebih kurang 300).Sementara jumlah pasar rakyat yang tercatat, hanya belasan (lebih kurang 16).Kalaupun di tambah dengan yang tidak tercatat seperti pasar kaget yang ada di setiap kecamatan (lebih kurang 26), jumlahnya pun hanya puluhan.

Kalau anak-anak saya di tanya, apakah lebih suka belanja di pasar modern di banding pasar rakyat ? maka jawabannya adalah mereka lebih suka belanja di pasar modern.Jawaban tersebut senada dengan jawaban anak tetangga-tetangga saya. Hanya isteri yang lebih suka belanja di pasar rakyat, mungkin faktor kebiasaan,karena sejak dari kecil dia selalu di ajak mertua saya untuk berbelanja di pasar ini.

Konsumen pasar rakyat memang lebih banyak di dominasi oleh ibu-ibu separo baya .Sementara kaum muda yang kelak di harapkan menjadi penerus lebih memilih pasar modern.

Kota Pekanbaru dari tahun ke tahun tumbuh dan berkembang pesat.Ini di tandai dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatnya persentase masyarakat kelas menengah.

Meningkatnya pendapatan, membuat pola dan perilaku hidup individu berubah.Yang berbau tradisional di tinggalkan dan beralih ke hal-hal yang lebih modern. Sehingga ada kekhawatiran bahwa pasar rakyat akan di tinggalkan oleh masyarakat, atau bahkan mungkin saja pada suatu saat nanti pasar ini akan punah.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline