Generasi milenial dalam kancah perpolitikan Indonesia pada tahun 2024 mencerminkan dinamika serta peran yang dimainkan oleh bkelompok ini dalam konteks pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang, dari data terbaru, daftar pemilih tetap yang di rilis oleh KPU sebesar 204.807.222 jiwa, 52% pemilih tersebut adalah dari pemilih muda, dari hal ini saja menandakan bahwasanya generasi milenial mengambil peran yang sangat kompleks dalam pemilu 2024 mendatang, cara bermain generasi ini dalam demokrasi adalah peka akan segala isu yang ada terutama para sepak terjang partai, beserta para tokoh-tokoh yang mengambil andil dalam segala keputusan partai.
Hal ini tentunya menandakan bahwasnya dengan kemajuan teknologi, dan mudahnya akses informasi, dapat menjadi suatu keuntungan bagi para calon legislatif dan eksekutif untuk tunjuk aksi, namun di sisi lain dapat menjadi bumerang sebab generasi milenial ini sangat melek akan perkembangan teknologi terbaru, serta tidak mudah terpancing akan pencitraan yang dibuat oleh masing-masing parpol demi mendapatkan suara para calon legislatif maupun eksekutif ini, yang dibutuhkan oleh para generasi ini dalam kontestasi politk mendatang bukan pemimpin yang pandai dalam joget-joget di tiktok atau pencitraan saja tetapi hasilnya kosong.
Melainkan yang dibutuhkan generasi milenial ini adalah pemimpin yang berani jujur, dan berani untuk melaksanakan apa yang menjadi janji-janji politik dengan lugas dan tegas, dengan berani untuk melawan korupsi, dalam memilih para paslon generasi milenial ini dapat melihat rekam jejak para calon yang akan berdinamika dalam politik, hal ini tentunya menjadi perhatian para pemilih muda ini, dimana lagi-lagi akses kemudahan teknologi memudahkan para pemilih muda ini dapat mengukur perbandingan kualitas masing-masing calon sehingga memudahkan mereka dalam memilih pemimpin yang berkualitas serta berintegritas yang dapat memimpin indonesia menjadi generasi emas terutama pada tahun 2045.
Isu isu sosial menjadikan tolak ukur bagaimana para pemimpin ini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, kesejahteraan sosial, dan tentunya topik pemberantasan korupsi, hal-hal ini tentu menjadi pertanyaan bagi kita para kaum milenial, apakah para calon pemimpin ini bisa mengatasi isu dan permasalahan yang ada, atau hanya menjadi isapan jempol belaka?, Penting untuk diingat bahwa opini generasi milenial sangat bervariasi, dan tidak semua milenial memiliki pandangan politik yang serupa. Perbedaan latar belakang, nilai, dan pengalaman hidup akan memengaruhi diversitas pandangan di dalam kelompok ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H