Lihat ke Halaman Asli

Sudahkan Kita Menjadi Pemenang?

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekitar pertengahan tahun ini, tepatnya pada bulan Juli 2014 adalah momen untuk mencari pemenang. Terhitung ada tiga momen besar yang hampir seluruh rakyat Indonesia merayakannya. Momen apa sajakah itu? Ya, momen itu adalah, perhelatan sepak bola akbar “World Cup 2014”, persaingan panas tahta kepemimpinan negeri ini, pemilu presiden dan wakil presiden, serta bulan suci Ramadhan 1435 H.

Dua dari tiga sudah tampak jelas siapa pemenangnya. Pertama adalah Timnas Jerman “Der Panzer” sebagai juara piala dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil. Kemenangan ini adalah gelar ke-4 Jerman setelah terakhir kali diraihnya tahun 1990, yang saat itu masih bernama Jerman Barat. Seperti de javu, dengan mengulang mengalahkan Argentina dibabak final dengan skor akhir 1 : 0 ini, sekaligus mematahkan mitos bahwa “tidak ada juara selain negara-negara amerika latin ketika piala dunia diadakan di benua ini.” Jerman terbukti perkasa mematahkan mitos tersebut.

Kedua adalah pemilu presiden dan wakil presiden, yang sudah ditetapkan siapa pemenangnya. Tidak salah lagi adalah Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih yang akan memimpin Indonesia hingga 2019. Pelantikan sepasang pemimpin ini tinggal menghitung hari, yakni tepat tanggal 20 Oktober akan resmi menjadi pemimpin bangsa ini. Saat ini mereka dan tim sedang menyusun kabinet dan program-program untuk menjalankan pemerintahannya dalam masa 5 tahun.

Kemenagan ini harapannya tidak menjadi milik Jokowi-JK dan para pendukungnya saja. Namun lebih luas lagi, kemenangan ini seharusnya menjadi milik kita bersama sebagai bangsa Indonesia yang bersatu. Masa depan Indonesia adalah masa depan kita semua. Selama masih ada dalam benak kita, pikiran tentang tanggung jawab memajukan bangsa ini adalah milik kamu, dia, dan mereka, selama itu pula bangsa ini akan sulit untuk maju. Mari kita ubah mindset kita bahwa tanggung jawab majunya bangsa ini adalah milik kita, kami, dan milik ku.

Selanjutnya, kemenangan pada momen besar yang ke-3 ini sangat berkaitan dengan yang ke-2. Sudahkan kita meraih kemenangan di Bulan Ramadhan lalu? Hanya diri kita dan Allah lah yang tau. Indikator sederhana yang bisa menjadi ukuran adalah kebiasaan baik kita selama bulan puasa itu minimal tidak berkurang pada bulan-bulan setelahnya. Namun sebagian besar kita malah menurun atau justru lebih buruk daripada bulan sebelum ramadhan. Ya, inilah yang seharusnya menjadi koreksi dan evaluasi kita. Sebelum kita memenangkan bangsa Indonesia dengan memajukan dan mensejahterakannya. Menjadi pemenang untuk diri demi mewujudkan kemenangan Bangsa Indonesia adalah suatu keharusan.

Salam,

Muhamad Andi Suwito

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline