Menurut Carol Ann Tomlinson (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas, untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Diferensiasi pada awalnya dicetuskan oleh Tomlinson pada tahun 1999. Namun, diferensisiasi ini sendiri sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu. Ki Hajar Dewantar, Menteri Pendidikan pertama Indonesia, memiliki sebuah gagasan yakni pendidikan yang menghargai perbedaan karakteristik setiap anak. Dalam bukunya Pusara (1940), Ki Hajar Dewantara menyatakan tidak baik menyeragamkan hal- hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Beliau berpendapat perbedaan kemampuan, bakat hingga keahlian harusnya difasilitasi dengan bijak. Prinsip inilah yang sama dan sejalan dengan pembelajaran Diferensiasi.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar ber dasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
- Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi 4 aspek yang bisa dikontrol guru, yaitu :
- Diferensiasi konten
Yang dimaksud dengan konten adalah apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
- Diferensiasi Proses
Yang dimaksud dalam proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya.
- Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal, yakni memberikan tantangan dan keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Kaitan antara materi dalam modul pembelajaran berdiferensiasi dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
- Filosofi pendidikan KHD
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pengejawantahan pemikiran filosofis KHD, yakni menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
- Nilai dan Peran Guru Penggerak
Nilai guru penggerak meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Dengan nilai guru penggerak yang diyakimi oleh guru penggerak, maka dia akan mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses mengajarnya sehingga terwujud profil pelajar pancasila.
- Visi Guru Penggerak
Guru penggerak diharapkan menjadi pemrakarsa perubahan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah. seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
- Budaya Positif