Jadi kepala keluarga harus multi talenta. Kalimat itu yang sering dilontarkan oleh beberapa perempuan di kampung kami. Dengan harapan bahwa suaminya kelak dapat bertanggung jawab atas segala persoalan rumah tangganya. Yang tidak hanya berkaitan dengan uang tetapi juga hal-hal teknis di rumah nantinya.
Mengingat dalam kehidupan rumah tangga begitu kompleks sehingga nenang membutuhkan seorang yang mampu atau punya kapasitas dalam berbagai hal. Seperti saat ini sering terjadi kebocoran atap karena hujan. Seting terjadi kerusakan ledeng, keran air dan sebagainya. Berbagai hal-hal kecil yang mesti dikerjakan sendiri tanpa memanggil tukang kayu, tukang batu, tukang taman atau tukang listrik. Meski pekerjaan tukang juga bagian dari profesi bagi orang tertentu.
Terkadang individu tertentu jika mengalami kendala kecil di rumahnya, ia memanggil tukang untuk memperbaiki kerusakan kecil tersebut. Dengan dalih ingin berbagi rezeki atau karena mereka sibuk sehingga tidak memiliki waktu. Jika hal demikian wajar-wajar saja.
Demikian jika hal berat, menang harus dikerjakan profesional. Tukang harus dilibatkan dalam pengerjaan rumah yang berat misalnya renovasi. Mereka punya tim dan pekerjaannya adalah terkait hal demikian. Olehnya terkadang ada hal tertentu yang melibatkan tukang profesional dan terkadang juga hanya dikerjakan oleh kepala rumah tangga saja.
Dalam berumah tangga memang seorang suami sedianya punya sedikit pengetahuan tentang hal pekerjaan rumah. Jika pun belum paham sedianya belajar dan berlatih hingga bisa mengerjakan sesuatu tanpa harus segala urusan rumah melibatkan tukang. Tukang hanya memperbaiki pekerjaan berat sementara orang rumahan mengerjakan pekerjaan yang ringan misal kerusakan sederhana yang tanpa melibatkan orang profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H