Setelah kita memasuki era postpandemic karena pengaruh Covid-19 beberapa tahun silam, kini aktivitas masyarakat kembali normal. Rasa ketakutan dan kecemasan untuk berkerumun sedikit demi sedikit berkurang. Hal tersebut ditandai dengan aktivitas masyarakat di pasar-pasar tradisional hingga di pasar modern hingga mal
Pasar-pasar kembali aktif bisa saja pertanda bahwa perekonomian masyarakat baik di desa maupun di kota akan membaik. Meski di tahun 2023 ini telah diprediksi bahwa akan ada resesi ekonomi yang berdampak pada semua negara dan pada semua kini termasuk di Indonesia. Demikian para pengusaha kelas atas semakin produktif dalam mengelola usaha mereka yang nampak pada menjamurnya pusat perbelanjaan yang baru dan terlihat sangat ramai dari hari ke hari.
Kegiatan sosial masyarakat tersebut sangat berdampak pada sirkulasi perekonomian yang akan dirasakan pada semua kalangan.
Program bantuan pemerintah seperti BLT dan BSU yang bergulir sangat terasa manfaatnya bagi kalangan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Demikian dengan bergulirnya beberapa proyek di semester kedua tahun ini juga ikut menambah daya beli masyarakat. Ditambah lagi dengan keberanian para investor dengan adanya mal-mal baru tempat hiburan alternatif bagi kalangan milenial dan gen Z. Ketiga hal tersebut secara sosial ekonomi saling terkait satu sama hal.
Akankah perekonomian Indonesia semakin membaik hingga lepas dari fase sulit ini di tengah beberapa negara sedang resesi?
Bisa saja ini akan membaik dari hari ke hari jika pemerintah kita mampu menekan angka korupsi, menciptakan ruang kerja baru, menciptakan para generasi unggul yang kreatif dan produktif. Sebab yang akan menjadi perisai negara kita saat ini adalah generasi milenial dan Z. Sementara para pejabat mereka generasi di atasnya yang masih belum lihat melihat situasi di bawahnya.
Sedikit mengulas pernyataan Abraham Samad selaku mantan ketua KPK pada jamannya bahwa andai saja pejabat kita tidak korup pada satu perusahaan tambang saja maka per satu warga Indonesia dapat memperoleh dana kurang lebih empat jutaan per bulan. Demikian pula jika dua atau tiga pejabat tidak korup pada beberapa perusahaan tambang maka per KK di Indonesia akan memperoleh dana puluhan juta perbulannya.
Analogi tersebut juga cukup masuk akal jika dikalkulasi jumlah koruptor dan angka dana yang dikorupsi maka bisa saja Indonesia akan semakin sejahtera, utang negara bisa berkurang, alokasi pajak rakyat terdistribusi dengan baik. Demikian daya beli meningkat, pasar tradisional akan ramai hingga mal-mal akan selalu ramai pula karena kondisi ekonomi per warga per KK membaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H