Sarabba dikenal dengan minuman tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Sarabba merupakan minuman jahe yang diracik dengan gula aren serta santan atau susu sangat pas bila disajikan dalam keadaan hangat. Konon katanya minuman dengan aroma yang khas serta sedikit pedas ini berasal dari Arab. Dikatakan dari Arab bahwa memang ada tradisi masyarakat Arab setiap Kamis mereka berpuasa dan saat berbuka puasa memakan buah kurma serta dengan minuman yang mirip Sarabba. Meski demikian, namun tidak ada literatur yang menyebutkan kapan pertama kali minuman jahe ini dibawa ke Makassar dan siapa yang membawanya dari Arab.
Bagi masyarakat di Sulawesi Selatan mulai dari perkotaan hingga di pelosok pasti mengenal minuman ini. Sebab minuman hangat ini seringkali dibuat saat sedang kumpul bersama sebagai pengganti kopi atau teh hangat. Terlebih saat hujan-hujan di malam hari atau saat sedang gotong royong di siang hari, bahwa minuman ini tidak pernah ketinggalan. Biasanya minuman ini dipadu dengan pisang goreng sebagai hidangan bersama.
Dengan cita rasa yang khas membuat banyak penggemar khususnya bagi lelaki. Di beberapa kota di Sulawesi Selatan terdapat warung khusus yang menjual Sarabba. Demikian di kota Makassar bahkan ada satu jalan tepat di belakang SMA 1 kota Makassar menjadi ruang khusus penjual Sarabba dari sore hingga dini hari. Pengunjungnya pun berasal dari berbagai daerah dan dari berbagai kalangan. Sebab minuman ini dapat dikatakan cukup merakyat dengan harga muali lima ribuan hingga lima belas ribuan tergantung campurannya. Misalnya Sarabba biasa tanpa susu tentu sedikit lebih murah, namun jika Sarabba Susu sedikit lebih mahal, dan jika Sarabba-Susu- Telur Ayam kampung maka tentu lebih mahal lagi karena sedikit elitis.
Para pengunjung warung Sarabba di jalan Sungai Cerekang di kota Makassar tersebut bahkan sudah fenomal dan siapapun yang pernah ke sana akan merasa ketagihan sebab di sepanjang jalan semua warung menjual Sarabba dan warung tersebut sudah berlangsung puluhan tahun.
Minuman Sarabba ini dikenal dengan minuman penambah stamina (seperti Sarabba-Susu-Telur) dan obat masuk angin katanya sebab terdapat jahe dan gula aren yang sudah dikenal dengan khasiat luar biasa. Minuman Sarabba tersebut tidak hanya didapatkan di warung-warung kini juga sudah tersedia Sarabba bubuk kemasan. Namun Sarabba kemasan tentu tidak sama dengan Sarabba yang original sebab Jahe yang digunakan adalah Jahe segar serta gula Aren. Bahkan di kampung-kampun tidak hanya menggunakan campuran gula aren melainkan dengan santan kelapa dan ditambahi sedikit merica agar menambah rasa pedis atau sesuai selera.
Melihat penggemar ramuan minuman tradisional masyarakat Sulawesi Selatan tersebut sehingga sangat penting dilestarikan dan digalakkan agar generasi milenial dan gen Z juga menyukainya. Seperti beberapa kalangan orang tua di kamounhhg-kampung turut melestarikan minuman ini sebagai minuman dalam menjamu tamu pada acara-acara kebudayaan. Demikian juga para orang kampung tersebut yang sedang berada di perkotaan karena pekerjaan tak sedikit di antaranya menjadikan minuman tersebut dengan minuman spesial pada acara-acara kumpu-kumpul sebab sangat mudah meraciknya. Racikan sederhana minuman ini yakni dengan jahe segar digeprek, gula aren, santan kelapa, bisa ditambahkan batang serei, dan merica. Adapun susu bisa ditambahkan sebagai penetralisir rasa pedis dan telur ayam kampung jika untuk menambah stamina peminumnya.
Hingga kini minuman Sarabba ini dapat kita jumpai di kampung-kampung di Sulawesi Selatan yang menjadi simbol perekat dan kebersamaan masyarakat. Sebab tidak hanya disukai oleh orang tua atau laki-laki tetapi juga disukai oleh remaja dan anak-anak hingga ibu-ibu jika diraciknya tidak terlalu pedis. Bahkan hingga kini yang menjadi slogan masyarakat di Sulawesi Selatan bahwa Sarabba adalah jamu tradisional mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H