Lihat ke Halaman Asli

Andi Samsu Rijal

Dosen/ Writer

Natural Disaster: Wacana Kebencanaan Dalam Negeri

Diperbarui: 14 Maret 2023   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustras ialam sumber foto: UIdownload

Sepanjang akhir tahun 2022 dan awal 2023 tercatat beberapa bencana yang melanda negeri kita. Dilansir pada laman Indonesiabaik.id bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya  3.522 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 2022. 

Bencana alam tersebut telah melanda hampir semua provinsi di negara kita. Bencana tersebut antara lain mulai dari kekeringan, kebakaran, angin puting beliung, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gelombang pasang/ abrasi, gempa dan sebagainya. Apakah bencana alam tersebut murni bencana alam?

Pandangan sederhana yang sering kita lontarkan ketika mendengar musibah atau bencana alam adalah menyalahkan alam, cuaca tidak menentu, curah hujan tinggi, gelombang pasang air laut, dan sebagainya. 

Padahal segala yang terjadi dalam bumi ini tempat kita tinggal bersama tidak lain merupakan sebuah sistem yang diciptakan oleh pencipta kepada bumi, manusia, dan mahluk lainnya.

Stigma tersebut berkembang menjadi pandangan keliru menurut saya. Baiklah jika ada bencana alam seperti banjir. Tetapi bukankah sejak dulu jauh sebelum kita lahir curah hujan tetap demikian adanya. 

Bukankah volume air di dunia ini tidak berkurang dan juga tidak bertambah. Sehingga ketika musim penghujan tiba berarti air yang dari bawah diangkat dengan proses alam lalu ditumpahkan ke bumi dengan proses alam juga. 

Letak kesalahan alam di mana? Air sejatinya mencari jalan yang paling rendah, air sifatnya cair dan mengalir, air mencari celah, lubang hingga saluran. Olehnya itu air tidak boleh disumbat biarkan ia mengalir sejalan dengan kodratnya air. 

Kesalahan bisa saja datangnya dari manusia. Bukanlah kesalahan karena namanya bencana alam dan dalam bahasa Inggris disebut natural disaster. Itu hanya konteks penamaan sebenarnya. 

Tetapi yang lebih penting adalah peran manusia memperlakukan sumber daya alam yang ada termasuk air, tahah, udara, pohon, dan sumber daya alam lainnya. 

Melihat konteks kebencanaan yang terjadi rutin setiap musim. Banjir di musim penghujan, misalnya. Adalah sebuah siklus alam dan di dalamnya ada campur tangan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline