Berbicara tentang sosok alpha female, tentu banyak pilihan yang menjadi contoh dalam kehidupan kita. Sosok wanita tersebut antara lain; sosok, ibu, istri, anak perempuan, guru/ dosen, politikus, pejabat perempuan, tokoh perempuan, penulis, nenek kita, orang tua di sekitar kita, pekerja perempuan di sekitar kita, dan perempuan lainnya yang masuk dalam kategori Alpha Female.
Mengingat hari ini diperingati adanya hari perempuan sedunia maka sosok perempuan yang pertama muncul dalam benak kita untuk kita berikan penghargaan (baik materi atau non materi) adalah orang yang berjasa dalam kehidupan kita saat ini.
Istriku adalah perempuan cinta kedua setelah ibu saya. Pada judul tulisan saya ini dengan terma my wife is the real alpha female" adalah sedikit ekstrem saya memilih diksi ini. Tentu berangkat dari sudut pandang saya secara pribadi tanpa ada tendensi dan tekanana apa pun baik dari pihak manapun.
Umur pernikahan kami sudah memasuki fase kedua atau fase ketiga. Atau entah fase apa namanya dan dari perspektif apa namanya (apakah dari perspektif agama, perspektif sosiologi, dsb). Tapi sejujurnya kami sudah lewati berbagai fase di antaranya fase bulan madu yang tidak sempat kami jalani tapi telah kami lewati, fase penyesuaian yaitu dari fase adaptasi diri hingga penyesuaian karakter masing-masing. Beberapa literatur juga menyebutkan bahwa terdapat fase dalam pernikahan yang disebut dengan fase pelarian. Pada fase ini menurut pakarnya bahwa seseorang telah menyadari kekurangan pasangannya hingga kelebihan-kelebihan kecil yang dia miliki.
Seiring berjalannya waktu hingga berada pada fase di mana kedua fase tersebut tidak lagi relevan dengan kondisi sosial kami saat ini. Sehingga fase ini saya sebut sebuah fase extreem dalam rumah tangga kami. Bulan Desember di tahun 2022 adalah masa-masa sulit yang telah dilewati banyak manusia di dunia. Salah satunya telah bebas dari masa survive atas wabah korona dan sedikit lagi masuk pada masa resesi di tahun 2023 yang tentu membutuhkan kemampuan survive luar biasa. Bagi kami dengan keluarga sederhana wabah corona 2019-2022 dan resesi ekonomi awal tahun 2023 tentu masa proses perjalanan fase yang sangat luar biasa sehingga saya berani mengatakan fase extrem.
Kembali kepada judul tadi bahwa kenapa saya katakan istri saya alah alpha female yang sesungguhnya. Pertama sepanjang kebersamaan kami, banyak hal yang saya pelajari darinya. Salah satunya tentang kebersihan, pelajaran agama (dari dasar hingga level atas (advance), pelajaran memasak, berumah tangga, mendidik anak, tentang perencanaan karir, hingga perencaan di hari tua. Sebagai lelaki yang sedianya menjadi pelindung dan pengayom dari seorang wanita, sedikit merasa malu atas kekurangan dan lebih bersyukur ada seorang yang ingin menerima kita dengan ihlas.
Kedua, sepanjang periode yang saya sebut di awal yakni masa kovid dan resesi 2023. Saya mengalami berbagai kendala baik itu kesehatan, finansial, karir akademik, hingga karir di tempat kerja tentunya. Selama kovid terhitung dua tiga kali saya mengalami sakit luar biasa hingga di-rumah-sakit-kan, di masa tersebut istri saya yang lebih banyak berperan dari segalanya yang tidak hanya urusan rumah tetapi urusan di luar rumah.
Pekerjaan di dalam rumah tentu semua orang tahu (hanya pura-pura tidak tahu saja jika ada orang yang tidak ingin mengubrisnya). Istri saya selama ini ia yang bekerja mengurus segalanya layaknya seorang laki-laki. Ia menjaga saya dengan baik mulai dari makanan, pola tidur, pola kerja, mengurusi anak-anak, hingga antar jemput anak-anak dari/ke sekolah.
Pada kesempatan ini tentu beliau yang menurut saya sudah seperti alpha female sesungguhnya dalam rumah tangga kecil kami. Sebab tak hanya urusan pekerjaan sebagai istri melainkan juga mengerjakan sebuah pekerjaan layaknya seorang suami. Pada kesempatan ini ijinkan saya menutup dengan potongan ceritaM AAN Mansyur bahwa pada dasarnya tubuh saya hanyalah berjenis kelamin lelaki tetapi saya adalah perempuan yang sesungguhnya. Sehingga saya memutar balikkan potongan cerita tersebut menjadi pada dasarnya istri sayalah yang sebenarnya berjasa layaknya seorang lelaki di dalam rumah tangga, saya hanyalah lelaki yang lemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H