Masih saja ada sisa hujan semalam, di beranda pagi bersama
bulir-bulirnya putih kecoklatan, mungkin saja tempias dari atap rumah seng yang sudah berkarat
membangunkan cacing-cacing tanah yang kegirangan
butir air mencari pasangan butir air lainnya lalu ia mengalir
mencari cela, kali ini ia tak bisa langsung ke laut,
gedung-gedung pencakar langit ada di sana
pantai berubah jadi wisata yang tak ramah, kini
bukan laut dan pantai bukan tempat ombak, berombak dengan riang gembira,
air hujan pun dari kota enggan kesana
genangan air ia hanya berputar-putar ke dalam kota