Lihat ke Halaman Asli

Andi Samsu Rijal

Dosen/ Writer

Mengulas Unsur-unsur Erotisme Religiusitas dalam Sajak Orkestra Pemakaaman Karya Aslan Abidin

Diperbarui: 9 Maret 2023   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orkestra Pemakaman sumber foto Googlebooks.co.id

Mengulas unsur-unsur Erotisme Religiusitas dalam Sajak Orkestra Pemakaman Karya Aslan Abidin

Oleh Andi Samsu Rijal

"Tulisan ini sedikit mengulas unsur-unsur puisi pembangun wacana erotisme religiusitas dan wacana euforia kematian kumpulan puisi Orkestra Pemakaman karya Aslan Abidin diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) 2018. Dalam kumpulan puisi dari buah tangan penyair Aslan Abidin tersebut terdapat beberapa unsur-unsur pembangun wacana erotis meliputi diksi, citraan, bahasa kias, dan sarana retoris termasuk juga menyinggung wacana seksualitas, wacana kekuasaan, wacana sejarah, wacana agama, dan wacana identitas kebudayan masyarakat Sulawesi Selatan. 

Wacana seksualitas berupa wanita sebagai objek dalam puisi erotis, penggambaran tubuh perempuan dalam puisi erotis, dan pandangan masyarakat terhadap pedagogi seksualitas. Wacana kekuasaan, meliputi kekuasaan aparatur, polisi, guru, dan pamong desa dan kekuasaan relasi meliputi kuasa relasi tubuh dan kuasa relasi nafsu. 

Wacana sejarah meliputi sejarah besar seperti sejarah tokoh dunia dan sejarah kecil meliputi sejarah wanita korban PKI, sejarah gempa Yogyakarta, dan sejarah Marsinah, dan wacana agama berupa penggambaran wacana agama seperti kisah Adam dan Hawa, dan pembalikan wacana agama seperti kisah hubungan Habil dan Khabil yang digambarkan berciuman."

********

Benar adanya bahwa sebuah karya sastra yang lahir ditangan penulisnya tidak dapat dipisahkan dengan penulis karya. Demikian penggalan dari Pierre Bourdieu sebagai seorang filsuf bahkan memberikan posisi sebanding antara karya dan biografi penulis (Karnananta, 2013). Olehnya itu karya sastra merupakan cerminan latar belakang sosial budaya penutur. lahirnya karya sastra atas realitas masyarakat serta kepekaan penulis dalam menghadirkannya dalam bentuk karya sastra. 

Begituhalnya karya sastra erotis yang tidak hadir begitu saja, Sastra Erotis merupakan sastra yang mengandung atau mengungkap perilaku cinta dalam berbagai ekspresinya. Erotis berasal dari bahasa Yunani Eros yang berarti dewi cinta penyambung antara dunia yang bersifat indrawi dengan dunia yang terbuka bagi rasio. Erotisme atau eros merupakan pendorong dalam mencapai pengetahuan tentang ide-ide yang hanya ditemukan dalam dunia yang terbuka bagi rasio. 

Kerinduan pada dunia rasio yang ditimbulkan oleh eros berkaitan dengan keindahan dalam arti kesesuaian antara gambaran yang dikenal dalam dunia yang bersifat indrawi dengan idea yang ada dalam rasio. Di dalam keindahan itu tercakup badan, jiwa, moral, pengetahuan, dan keindahan itu sendiri. 

Dari kata eros timbul erotik, yang dalam arti luas adalah segala bentuk pengungkapan cinta antara pria dan wanita, antara jenis kelamin yang sama (homoerotik), atau cinta terhadap diri sendiri (autoerotik). Dalam arti sempit, erotik tidak hanya bermakna seksualitas yang lebih bersifat jasmaniah, tetapi juga meliputi aspek mental dalam seksualitas dan pengembangan rangsangan yang ditimbulkan oleh seksualitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline