Lihat ke Halaman Asli

Andi Samsu Rijal

Dosen/ Writer

Es Teler, kuliner menggiurkan di Jogja

Diperbarui: 22 Februari 2023   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

es teler, dokpri

Minum es di siang hari memang pas sambil ngadem di bawah pohon beringin. Es teler merupakan salah satu pilihan untuk ngadem atau ngemil (itu bahasa jika orang tua yang minum es, kalau anak-anak yang minum es akan disebut jajan). Es teler sebagai minuman khas Nusantara adalah minuman es serut yang dipadu dengan serut buah alpukat, kelapa muda, cincau, agar-agar, susu kental manis, dan sebagainya. Es teler sedikit memiliki perbedaan dengan es buah. Bahkan jenis dan penamaan es teler di setiap daerah di Indonesia juga berbeda-beda. Meski hal terseut berbeda namun tidak untuk diperdebatkan, cukup dirasa di mana letak perbedaan. sebab perbedaan tersebut terjadi karena akulturasi budaya, inovasi dan ketersediaan bahan pada setiap daerah yang berbeda=beda pula.

Pada dasarnya es teler dengan bahan dasar buah demikian es buah juga bahan dasar es buah. Porsi isi pada es buah lebih banyak buah dibanding dengan es teler. Namun es teler bukan menang diporsi melainkan unggul pada rasa. Sementara menurut pak De tempat saya minum es teler hari ini. Tepatnya sudut masjid Al-Mustaqim baru Sendowo, Sleman Yogyakarta. Katanya, dulu es teler yang saya jual khusus menggunakan tambahan buah durian selain menu umum lainnya. Namun durian tidak semua tersedia setiap saat dan juga tidak semua pelanggan cocok dengan buah durian, sehingga ia sedikit berinovasi. Inovasinya adalah mengganti varian rasa durian dengan varian lain misalnya tape (fermentasi beras ketan), kelapa santan, dan varian syrup. Pa De tersebut merasa nyaman dengan varian tersebut sebab pelanggannya lebih senang. Sementara waktu masih menggunakan rasa durian terkadang pelanggan tidak cocok.

Di kampung saya, dikenal dengan es teler Jakarta, es teler 45, es teler Panaikang. Bedanya ketiga jenis es teler tersebut yakni es teler jakarta menggunakan cairan gula aren dan nutijel kelapa sebagai pengganti kelapa. Sementara es teler 45, isi hampir sama hanya saja lebih dominan susu dan sirupnya. Sementara es teler panaikang di kampung saya lebih tepatnya berada di jalan panaikan dekat Asrama Polisi Panaikan UP. Isi sedikit berbeda dengan lainnya yakni menggunakan tape ketan hitam, saat ini memiliki banyak cabang. Es teler 45 lebih sering di jumpai di mal-mal, sementara es teler Jakarta via warmob di pinggir jalan, dan es teler panaikang tentu di jalan panaikang yang menjadi rujukannya namun sekarang sudah memiliki cabang. 

Penjual es pasca penghujan menjadi ladang cuan bagi mereka. Seperti pa De penjual es teler di gang Sendowo depan masjid Al Mustaqim. Menjadi untung baginya jika sepanjang hari tak hujan turun. Para pejalan kaki dan juga langganan pa de penjual es teler ini akan ketagihan setelah mencicipi racikannya.

dokrpi

Memang minuman es sangat nikmat bila diminum di siang hari yang cerah. Selain melegakan tenggorokan juga memberikan sensasi yang sedikit menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas. Si pak De, penjual es  teler tersebut, kini tidak mempersoalkan pperbedaan penamaan. Ia lebih mementingkan pelayanan kepada pelanggan yang datang sebab gerobak jualannya memiliki keunikan dan sejarah tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline