Tantangan signifikan yang menghambat kemajuan sektor kesehatan Indonesia adalah distribusi tenaga medis yang tidak merata. Meskipun jumlah total tenaga kesehatan telah meningkat, disparitas distribusi mereka di berbagai daerah masih menjadi masalah kritis, khususnya di Indonesia bagian timur.
Di antara berbagai profesi, kedokteran gigi merupakan salah satu yang paling tidak seimbang, dengan banyak daerah di Indonesia bagian timur menghadapi kekurangan dokter gigi.
Alokasi tenaga medis di Indonesia sangat penting untuk meningkatkan layanan kesehatan di seluruh wilayah. Geografi Indonesia yang luas dan beragam berperan penting dalam distribusi ini. Menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan, terdapat kesenjangan yang mencolok antara Jawa dan Bali dibandingkan dengan wilayah lain, khususnya di Indonesia bagian timur, termasuk Papua, Papua Barat, dan Maluku.
Situasi ini semakin rumit dengan masalah terkait kesejahteraan tenaga medis, yang sering kali tidak sesuai dengan beban kerja dan tantangan yang mereka hadapi di daerah terpencil. Tanpa kemajuan dalam fasilitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga medis yang lebih merata, upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan di seluruh Indonesia akan menghadapi keterbatasan yang cukup besar.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat perbedaan mencolok dalam sebaran tenaga medis antara wilayah Jawa-Bali dan Indonesia Timur.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa Jawa dan Sumatera memiliki jumlah tenaga medis, khususnya dokter gigi, yang jauh lebih tinggi. Sebaliknya, wilayah timur mengalami kekurangan yang parah, dengan Provinsi Papua mengalami defisit dokter gigi sebesar 86,5%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 78,4% dan Maluku sebesar 77%.
Lebih lanjut, Riset Kesehatan Dasar 2018 mengungkapkan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki jumlah dokter gigi yang sangat rendah, dengan hanya 271 dokter gigi yang tersedia di 402 puskesmas untuk menangani kebutuhan kesehatan gigi dan mulut.
Di Indonesia Timur, akses terhadap layanan kesehatan menghadapi tantangan yang cukup besar karena kesenjangan ini. Situasi kesehatan masyarakat di daerah seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku mengalami kekurangan fasilitas layanan kesehatan dan tenaga medis.
Untuk mengatasi masalah ini, Yayasan Kembara Nusa terlibat dalam aksi sosial dengan menawarkan layanan kesehatan gigi dan mulut gratis bagi penduduk Sumba. Inisiatif ini bertujuan untuk mengisi kekosongan tenaga medis di Indonesia Timur sekaligus memberikan layanan dan pendidikan penting bagi penduduk setempat.
Sejak 2019, berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bantul, Sumba Barat Daya, Maumere, dan Raja Ampat, telah menjadi lokasi berbagai program amal yang diselenggarakan oleh Kembara Nusa. Inisiatif ini telah mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sumba.
Selain menawarkan layanan medis, program ini memungkinkan para relawan untuk terlibat dalam kegiatan sosial, membenamkan diri dalam budaya lokal, dan menghargai keindahan alam Sumba.