Lihat ke Halaman Asli

Cerita Perkenalan dan Cinta

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PERKENALAN, sebuah peristiwa yang selalu membawa kita mengenal seseorang yang cocok dan tidak dengan kita. Perkenalan akan membawa cerita tersendiri dalam kehidupan. Karena perkenalan adalah prosesi ‘wajib’ dalam sebuah perjalanan hidup. Disini saya akan mengutip sebuah tulisan yang bertemakan PERKENALAN dari sahabat saya Soliqul Amri. Tulisan ini dibuat setelah pembicaraan mengenai sebuah ‘perkenalan’ yang berlangsung di rumah kontrakan “Kandang Juragan” kartasura. Tulisan ini berjudul Cerita Perkenalan dan Cinta.

Cerita Perkenalan dan Cinta

Perkenalan merupakan awal hidup manusia untuk menjadi makhluk sosial, yang saling membantu, memberi, belajar,bekerja sama, dan berbagi segala hal dalam kehidupan. Begitupula perkenalan dengan mu merupakan awal dalam dalam cerita antara aku denganmu. Perkenalan sederhana disaat kita masih duduk dibangku kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana saat itu aku dipertemukan dengan seseorang yang berbeda di mata ku. Entah kenapa saat itu kau mengagumi ku dan kau begitu penasaran dengan ku? sampai-sampai kau meminta nomor ponsel ku secara diam-diam lewat teman dekat ku.

Di saat itulah aku mulai mengenal dirimu lewat pesan singkat yang tiap hari kau kirim. Seiring bertambahnya waktu, aku bisa lebih mengenal mu lebih dekat. Dari sering menyapa, mengingatkan tentang hal baik, menegur bila berbuat salah, tukar cerita, sampai berbagi masalah yang sama. Walapun hubungan kita cuma lewat ponsel, namun kita bisa saling mengagumi satu sama yang lain, sehinga ada yang berbeda di hati dan pikiran ku. Apakah ini suatu “tanda” yang tak dapat ku jabarkan lewat kata-kata? yang jelas, hari-hari berlalu, rasa ini terasa semakin nyaman buatkuku.

Dari sebuah kenyamanan itu, membawa rasa penasaran kita semakin mendalam dan tak terbayangkan, hingga ahirnya kita pun sepakat untuk bertemu di rumah mu. Aku ingat saat itu, merupakan waktu dimana matahari sudah terbenam. Awalnya aku agak malu-malu, karena belum pernah beretemu dengan mu. Pembahasan kita berawal seputar perbedaan antara sekolah kita yang berbeda. Diaat itulah aku mengetahui bahwa ternyata kamu orangya asik untuk di ajak ngobrol dalam semua hal, persis seperti asiknya pembicaraan kita lewat SMS.

Yang paling ku ingat saat pertama bertemu adalah sebuah hidangan yang kau berikan, secankir kopi dan sepiring kacang untuk melepas dahaga dan grogi di hadapan mu. Memori ingatanku masih hafal betul kalimat yang kau ucapkan disaat itu, “habiskan dulu hidanganya kalau gak habis gak boleh pulang” katamu sambil senyum manja, membuatmu makin cantik dimalam pertemuan pertama kita. Setelah pulang dari rumahmu pun aku masih melanjutkan percakapan lewat pesan singkat. Ditemani seyuman mu yang indah dalam ingatanku, malamku serasa terang megagumkan. Begitu indah awal pertemanan kita saat itu.

Kita cuma sekedar berteman tidak kurang dan tidak lebih, entah kenapa kita tidak menaikan setatus hubungan dari berteman menjadi pacaran. Apakah karena saat berteman kita sudah di puncak kenyamanan dalam berhubungan? dan tidak mau memutuskan tali petemanan gara-gara pacaran? Sebenarnya hal yang ku nanti-nanti adalah menjalin cinta dan kasih sayang dengan mu dengan sepenuh hati. Tapi, aku ragu-ragu mengatakan cinta kepadamu secara langsung, aku takut bila menolak ku -_-. Mungkin butuh waku yang pas untuk itu dan aku bisa mempersiapkan segala hal, sehingga menjalin hubungan cinta dengan mu menjadi sempurna dan bahagia.

Bisa dibilang cukup lama pendekatan ku dengan mu, munkin lebih dari tiga belas bulan, tetapi itu serasa cepat. Hari demi hari di isi dengan pembicaran yang membuat kita tahu kelebihan, kekurangan, kebaikan maupun keburukan kita. Kini petemanan kita semakin menjauh dan sampai-sampai kita lepas kontak dan tidak ada kabar. Aku pun mulai berpikir kenapa kita sudah tidak berkabar lagi? ternyatakau sudah menemukan pasangan hidup mu yang lebih baik dari aku. Semenjak itu wajah murung pun terlihat di mukaku, tapi aku harus bisa menerima kenyataan ini dengan sabar. Semenjak itu aku mulai mencari pelampiasan untuk menghibur diri ku dengan mencari cinta yang lain yang mengutamakan nafsu bukan cinta, karena hati ini masih tebuka lebaar untuk mu. Namun bila kita menjalin hubungan tanpa di dasari hati dan ketulusan, maka akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik dan hubungan itu tidak akan lama.

Dalam tengang waktu cukup lama kita di pertemukan kembali. Memang pertemanan kita tidak seperti di awal perkenalan kita, munkin kita sudah mengetahui dan memahami kepribadian kita masing-masing. Di mulai dari ketidak cocokan diri kita berdua yang tidak sepaham sampai beda tujuan. Waktu itu aku tidak mau kehilangan kesempatan lagi untuk menyatakan cinta pada mu saat itu kau datang padaku dengan setatus jomblo. Aku pun merencanakan pertemuan dengan mu dan ahirnya kau menerima ajakan ku dengan satu kata yang melegakan diriku.

Air terjun Tawangmangu adalalah tujuan kita waktu itu. Hal ini yang pertama ku alami dan membuatku bahagia, sebelumnya aku tak pernah terbayangkan bisa maen bareng dengan mu. Dengan semangat membara aku pun berangkat menhampiri mu. Sesampai di rumah mu aku pun masih merasa malu dengan pandangan orang-orang di sekitamu, mungkin aku terlalu cakep atau karena penampilanku yang aneh saat itu? yang pasti aku merupakan orang asing di mata mereka.

Di waktu kita berjalan dan memandang keindahan alam pegunungan, aku pun merasakan kenyamanan saat berdampingan, sehinga aku tak mau mengangu keindahan saat itu. Niat ku untuk menyatakan rasa yang terpendam pun gagal gagal terucap. Semuanya demi kenyamanan berjalan menghabiskan waktu bersamamu.

Delapan ratus enam puluh empat jam pun brlalu semenjak perjalanan kita diwaktu itu, aku pun semakin tau kegiatan atau rutinitas mu tiap hari, di pagi hari kamu menyapu teras lalu mandi, berangkat sekolah, tidur sehabis sekolah, mandi di sore hari, duduk manis di depan rumah saat sore hari, dan makan sehabis mahrib. Namun aku juga tahu, bahwa waktuku semakin mendesak untuk mengungkapkan rasa ini kepada mu. Jarak yang jauh merupakan alasan kita untuk tidak sering bertemu, maka ku putuskan meminang mu lewat pesan singkat agar meminimalisir malu saat di tolak, walaupun nantinya aku dibilang lelaki kurang jantan karena tidak bisa mengungkapkan semuanya secara langsung.

Setelah banyak ku tulis kalimat-kaimat mutiara dan kata “Aku sayang kamu”, hati ku pun mulai lega, setidaknya kamu sudah tau isi hati ku. Menungu jawaban dari mu merupakan hal yang paling tegang waktu itu, mengalahkan tegangnya ujian Nasional. Setelah membuka balasan darimu, alasan yang banyak pun kau utarakan. Padahal aku menyuruhmu menjawab “mau atau tidak”, setelah ku baca alasan-alasan mu, dari tentang status sosial keluarga, aku yang perokok aktif, maupun kebiasaan-kebiasaan seorang liki-laki yang menurut mu liar. aku mulai mengerti, hatiku bagai tertusuk duri secara tiba-tiba, keluarlah tetesan air dari mata ku yang lansung ku usap. Aku tak tau harus berbuat apa lagi, aku hanya bisa menghapus kontak mu dan mengenang mu dari sejuta haarapanku padamu. semuanya telah gugur dan tidak bisa terbang di lintasan yang nyaman.

Hari-hari pun di isi kekosongan dan menghibur diri, dari sesuatu yang pertama kali terjadi dalam hidup ku. Di tolak oleh perempuan yang ku idam-idamkan membawa sakit tersendiri, membawa luka yang beda, dan aku tahu aku akan lama merasakan sakitnya. Selamat tinggal kasihku, harapan tetaplah harapan, dan engkaulah catatan masih dalam cerita ku mengenai sebuah PERKENALAN.

Sragen, 30 April 2015

Soliqul Amri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline