Lihat ke Halaman Asli

Kontribusi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mencegah Perilaku Menyimpang Berpacaran pada Siswa

Diperbarui: 14 November 2023   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa remaja merupakan salah satu fase yang terdapat pada rentang kehidupan seorang manusia. Fase ini merupakan fase perpindahan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berlangsung pada usia 12 sampai 22 tahun. Masa ini juga dikatakan sebagai masa-masa yang penuh dengan gejolak kehidupan. 

Seorang remaja tentu mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Apabila perkembangan remaja dilihat secara fisiknya maka dapat ditandai dengan matangnya organ-organ yang terdapat pada tubuh maupun organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan,sedangkan hal yang menjadi penanda kematangan psikologis remaja biasanya muncul ketertarikan atau rasa ingin memiliki terhadap lawan jenis. Hal tersebut yang nantinya menjadi pemicu munculnya keinginan untuk menjalin hubungan (pacaran). 

Pacaran merupakan suatu proses adanya dua orang manusia yang saling memiliki ketertarikan, ingin saling mengenal satu sama lain, dan menginginkan hubungan yang lebih erat lagi dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut tinjauan psikologi, perilaku berpacaran merupakan suatu hal yang dianggap normal. Namun, sangat disayangkan tidak sedikit remaja yang mengekspresikan perilaku pacaran yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, agama maupun hukum.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR), menunjukkan bahwa umur pertama kali remaja Indonesia melakukan hubungan pacaran, yaitu pada kisaran umur 12 tahun. Adapun bentuk perilaku pacaran remaja yang tidak sehat sebanyak 92% remaja telah berpegangan tangan saat berpacaran, 82% remaja telah melakukan ciuman, 63% remaja saling meraba area sensitif dengan pasangan ketika berpacaran.  

Faktor Pemicu Perilaku Berpacaran

Adanya perilaku yang menyimpang khususnya dalam konteks berpacaran tentu terdapat faktor-faktor yang memicu seorang remaja (siswa) melakukan hal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:

1. Diri Individu

Faktor pendorong dalam diri individu bersumber dari motivasi untuk dapat memenuhi kebutuhannya

2. Globalisasi 

Adanya globalisasi menyebabkan pola pikir dan perilaku remaja cenderung beranggapan bahwa berpacaran merupakan suatu rutinitas yang wajib dilakukan dan merupakan hal yang umum terjadi di kalangan teman sebaya. 

3. Kemajuan Teknologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline