Lihat ke Halaman Asli

Pementasan Drama "Trik", Adaptasi Cerpen Karya Putu Wijaya

Diperbarui: 4 Juni 2023   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pementasan Drama "Trik" DIK 4-A/Dok Pribadi

Karya sastra adalah salah satu jenis karya seni yang mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan daya khayal seorang pengarang. Karya sastra sering kali menggunakan bahasa yang kreatif dan dipilih secara hati-hati untuk menciptakan efek emosional atau artistik pada pembacanya. 

Dengan melihat dan mendengarkan sebuah karya sastra yang indah, maka keindahan tersebut dapat menggetarkan sukma serta menimbulkan pandangan hati, seperti keharuan, kemesraan, dan kebencian bagi penikmatnya. 

Hasil dari karya sastra baik yang berupa puisi, prosa, maupun drama telah kita ketahui bersama bentuknya. Salah satu karya sastra prosa ialah drama. Drama merupakan salah satu genre sastra yang hidup dalam dunia, yaitu “Seni sastra dan seni pertunjukan atau teater”.

Salah satu pementasan drama yang membuat hati penonton terpukau, yaitu drama “Trik” yang dipentaskan oleh DIK 4-A, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 

Dengan dosen pembimbing yang mendampingi selama melakukan persiapan pementasan drama sampai hari pementasan tiba, yaitu Ibu Dr. Suci Sundusiah, M.Pd. Pementasan drama tersebut dilaksankan pada hari Kamis, 25 Mei 2023 di Gedung Amphiteater UPI. Drama “Trik” merupakan adaptasi cerita pendek “Trik” karya Putu Wijaya. Putu Wijaya merupakan sosok sastrawan yang hebat dengan segudang karya yang ia hasilkan. Naskah drama “Trik” ditulis oleh Hana Alifia Az Zahra dan Yusriyyah Rohadatul Aisyi.

Drama “Trik”  menceritakan tentang sosok perempuan bernama Nyonya Baron yang ingin menjadi penguasa di suatu hunian. Konflik cerita ini bermula ketika Nyonya Baron mengundang Pak Amat selaku ketua RT dan istrinya Bu Amat untuk datang kerumahnya membicarakan suatu persoalan. Sementara itu, Taksu dan Katsu yang mengetahui hal tersebut menaruh rasa curiga kepada Pak Amat, Bu Amat, dan khususnya kepada Nyonya Baron. Mereka menduga bahwa ketiga orang tersebut sedang merencanakan hal buruk terhadap hunian mereka. 

Ternyata dugaan tersebut benar adanya. Selain ingin menitipkan sebuah kunci dan memberikan amplop  yang berisi cek sebesar Rp 50.000.000 kepada Pak Amat dan Bu Amat. Nyonya Baron juga menjelaskan bahwa ia ingin membangun sebuah proyek besar atau yang ia sebut dengan mega proyek di daerah tersebut yang nantinya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, setidaknya dapat meningkatkan derajat masyarakat hunian tersebut menjadi lebih baik.

Setelah itu, konflik puncak terjadi seiring dengan adanya mega proyek yang direncanakan oleh Nyonya Baron lantas membuat masyarakat mulai merencanakan perlawanan dengan membakar rumah Nyonya Baron agar ia keluar dari hunian mereka. 

Adanya tarian yang dilakukan oleh penari di atas panggung pementasan menjadi representasi bahwa mereka membakar dan menghancurkan rumah Nyonya Baron hingga ludes terbakar. Pak Amat dan Bu Amat merasa kebingungan dan takut disalahkan atas terjadinya hal tersebut. 

Setelah mengetahui kejadian itu, Nyonya Baron mempertanyakan keberadaan kunci miliknya karena ia sangat khawatir jika kunci tersebut hilang dan ternyata kunci itu tidak hilang, Bu Amat lah yang menemukannya. Kemudian Nyonya Baron memberikan paper bag yang berisi amplop kepada Pak Amat dan Bu Amat yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat sebagai modal usaha.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline