Demam lato-lato tengah melanda dunia anak. Permainan tradisional yang sempat populer di tahun 1970-an ini, kembali ramai dimainkan. Anak-anak sangat menggemarinya karena selain harga mainan ini cukup murah, cara memainkannya pun terbilang mudah. Apalagi suara lato-lato saat dimainkan begitu meriah seolah menambah keseruannya tersendiri.
Lato-lato memiliki bentuk dan aturan bermain sederhana. Lato-lato mudah untuk dibuat dan dimainkan sehingga harga mainan ini pun murah. Permainan tradisional ini berbentuk dua pendulum dari plastik polimer yang dihubungkan benang atau tali dengan aturan bermain hanya membenturkan kedua pendulum tersebut dengan kecepatan paling maksimal. Semakin cepat dan stabil seseorang membenturkannya maka akan dianggap mahir memainkannya.
Dilansir dari kompas.com lato-lato sebenarnya bukan permainan tradisional asli Indonesia. Permainan ini berasal dari Amerika latin dan populer dengan nama nok-nok, clacker ball, dan sebagainya. Lato-lato menurut sejarahnya merupakan benda yang dibuat menyerupai bolas atau senjata berburu para koboi di Argentina. Benda mirip bolas ini dibuat untuk tujuan mengajari anak-anak berlatih koordinasi tangan dengan mata.
Setelah adanya kejuaraan dunia clackers tahun 1971, clacker ball atau lato-lato mulai populer di dunia. Lato-lato begitu digandrungi karena ketika memainkannya membutuhkan fokus dan koordinasi yang seimbang antara gerakan tangan dan pandangan mata sehingga menumbuhkan rasa tertantang untuk memainkannya. Selain itu, lato-lato juga dianggap memiliki beberapa manfaat yaitu melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan motorik.
Meskipun demikian, tidak semua orang tua mengizinkan anak-anak mereka bermain lato-lato. Sebagian orang tua merasa khawatir jika kenyamanan publik menjadi terganggu apabila anak-anak mereka bermain lato-lato karena lato-lato menghasilkan suara yang cukup bising di telinga.
ebagian lainnya bahkan tidak mengizinkan anak-anak mereka bermain lato-lato karena mengkhawatirkan keselamatannya. Mereka khawatir anak-anak mereka terluka karena benturan kedua pendulum lato-lato berpontensi pecah dan melukai.
Lantas, adakah jenis permainan tradisional lain yang ramah lingkungan dan bermanfaat seperti halnya lato-lato? Berikut ini beberapa permainan tradisional yang juga dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan motorik.
Egrang
Egrang merupakan permainan tradisional Indonesia yang dapat melatih kesabaran, konsentrasi, dan keseimbangan tubuh. Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak, tetapi kini sudah tidak populer dan jarang dimainkan.
Egrang memiliki aturan bermain yang sederhana. Kita hanya perlu berpijak dan berjalan di atas sepasang tongkat bambu yang telah dilengkapi dengan pijakan, tetapi tidak boleh terjatuh.