Imam Hasan Al-Basri merupakan seorang ulama terkemuka berasal dari kota Basrah, Irak. Selain dikenal dengan keilmuannya yang mumpuni, Imam Hasan Al-Basri juga dikenal sangat sederhana dan bijaksana. Tak heran jika banyak orang yang datang kepada Imam Hasan Al-Basri untuk meminta nasihat.
Pada suatu waktu, datang tiga orang ke rumah Imam Hasan Al-Basri. Masing-masing orang memiliki masalah yang berbeda. Mereka membutuhkan solusi dari Imam Hasan Al-Basri.
Orang pertama mengemukakan permasalahannya kepada Imam Hasan Al-Basri. Dia mengungkapkan tentang ekonominya yang tak kunjung membaik. Padahal ia telah bekerja keras. Ketika mendengar keluhan orang pertama, Imam Hasan Al-Basri memberi nasihat agar orang itu memperbanyak istighfar.
Kemudian orang kedua menemui Imam Hasan Al-Basri. Dia mengeluh karena sudah lama menikah, namun istrinya tak kunjung hamil. Segala macam usaha telah dia lakukan, namun anak yang dinanti-nanti, belum juga lahir. Setelah Imam Hasan Al-Basri menyimak permasalahan orang kedua, beliau menasehati orang itu supaya memperbanyak istighfar.
Terakhir, orang ketiga menceritakan kotanya yang kering kerontang. Begitu lama hujan tidak turun, sehingga kotanya terancam paceklik. Mendengar persoalan yang dihadapi orang ketiga, Imam Hasan Al-Basri menyarankan orang itu untuk memperbanyak istigfar.
Ketika itu, ada seseorang yang ikut duduk bersama Imam Hasan Al-Basri. Ia berkata kepada Imam Hasan Al-Basri, "Ketiga orang itu membawa tiga masalah yang berbeda, tapi mengapa solusinya hanya istigfar?" Ia mengira bahwa seharusnya Imam Hasan Al-Basri memberi solusi yang berbeda.
Imam Hasan Al-Basri kemudian menjelaskan bahwa ketiga orang tersebut sudah melakukan segala bentuk ikhtiar. Namun sayang, ikhtiarnya belum membuahkan hasil sesuai yang diinginkan. Oleh sebab itu, perlu usaha yang optimal untuk mendatangkan pertolongan dari Allah. Agar pertolongan Allah itu turun, Imam Hasan Al-Basri menyarankan agar ketiga orang itu memperbanyak istigfar. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala, "Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), 'Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.'" (QS. Nuh: 10-12)
Berdasar dalil Al-Quran di atas, Allah menjanjikan kesuburan, keamanan, kemakmuran, dan anak yang banyak bagi orang-orang yang banyak ber-istigfar. Tentu istigfar ini dikerjakan tidak hanya mengejar kuantitas, namun juga dilakukan secara khusyu'. Keutamaan istigfar ini akan memberikan hasil yang optimal jika dilandasi dengan keyakinan yang kuat kepada Allah. Allah bertindak sesuai prasangka hamba-Nya. Jika ia yakin Allah akan memberi pertolongan, maka Allah akan menolongnya. Namun jika ia meragukan pertolongan-Nya, pastinya Allah akan mengabaikannya. Jadi, ketika seseorang berharap pertolongan Allah, dia tidak sekedar kerja, kerja, dan kerja, namun juga yakin, yakin, yakin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H