Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatra, kini mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan dikarenakan memiliki banyak objek wisata alam yang memesona. Lampung memiliki aneka wisata pantai, air terjun, danau, gunung, hutan, dan taman nasional. Wisata alam di Lampung memang bisa dikategorikan lengkap. Namun sayangnya, potensi wisata ini kurang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang baik. Fasilitas jalan yang rusak, penginapan yang kurang memadai serta sulitnya transportasi umum menuju lokasi wisata sering menjadi keluhan para wisatawan yang berkunjung ke Lampung. Apalagi sering tersiar kasus pembegalan di Lampung, sehingga memberi kesan Lampung kurang aman bagi para wisatawan Selain dikenal dengan wisata alamnya yang sangat eksotis, Lampung juga memiliki produk kerajinan yang khas, yaitu kain tenun tapis. Tapis merupakan kain tenun yang dihias dengan aneka motif dari sulaman benang emas atau benang perak. Kain tenun ini telah ada sejak abad ke-2 Masehi dan dilestarikan secara turun temurun hingga saat ini.
Pada zaman dahulu, kain tapis menjadi cerminan masyarakat dari kalangan bangsawan. Motif pada kain tapis merupakan simbol sosiologis yang menandakan seseorang berasal dari daerah dan strata tertentu. Ketika itu, tidak sembarang orang dapat memiliki dan memakai kain tapis. Tapis dibuat terbatas hanya untuk kalangan dan kegiatan tertentu.
Namun seiring perkembangan zaman yang dinamis, terjadi pula pergeseran sosiologis di dalam masyarakat Lampung. Kini penggunaan kain tapis tidak terbatas pada kalangan elit saja. Masyarakat umum pun bebas memiliki dan memakai tapis. Bahkan, cukup banyak orang yang bukan bersuku Lampung dan turis dari luar negeri yang gemar mengoleksi tapis. Para turis itu rela ‘blusukan’ ke pelosok Lampung hanya untuk berburu kain tapis yang bermotif langka.
Meskipun zaman semakin modern, proses pembuatan tapis tidak mengalami banyak perubahan. Pembuatan tapis tetap mengandalkan alat tenun tradisional. Untuk pemakaiannya pun tidak terbatas lagi pada momen seremonial adat, namun biasa juga dipakai dalam berbagai kegiatan resmi. Kain tapis pun dapat dipadu pada dengan kain tradisional dari daerah lain, seperti kain sarung tapis dipadu padan dengan atasan kebaya atau batik.
Tapis, seperti pada umumnya kain songket dari Sumatra memiliki kesan yang mewah. Kesan mewah itu berasal dari dominannya sulaman benang emas dan pernak-pernik kaca yang memberi efek seperti pancaran kristal. Bahkan pada olimpiade 2016 di Brazil lalu, kain tapis menjadi kostum kebanggaan dalam iring-iringan kontingen atlet Indonesia.
Dan diluar dugaan, kain tapis menjadi sorotan dunia. Kain tapis mencuri perhatian internasional dan dinobatkan sebagai kostum terbaik dalam momen olahraga terbesar di dunia itu. Hal ini tentu membanggakan karena ternyata hasil kerajinan lokal tidak kalah kelas dengan produk busana dari negara lain.
Oleh karenanya, kita sebagai bangsa Indonesia tidak perlu merasa minder memakai hasil kerajinan lokal. Justru kita harus bangga, karena kerajinan lokal cukup teruji kualitasnya. Bahkan dengan tingkat kerumitan pembuatan tapis yang sangat tinggi, bisa jadi, kain tenun tapis merupakan salah satu produk yang sangat sulit diplagiasi oleh negara maju sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H