Lihat ke Halaman Asli

Pendewasaan di Sosial Media Wujud Anti Hoaks Sang Pendidik

Diperbarui: 10 November 2017   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyaknya media sosial dewasa ini seperti facebook, YouTube, twitter, instagram, WhatsAppdan lainnya yang sangat mudah diakses oleh berbagai kalangan. Kita juga dituntut untuk lebih cepat dewasa dalam menyikapinya agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Penyedia layanan yang semakin berlomba untuk menujukkan yang terbaik untuk konsumen terutama penikmat media akan terus memperbaiki layanannya. Tidak hanya dalam bentuk tulisan saja. Saat ini media tersebut dapat menginformasikan dalam bentuk audio visual terekam maupun siaran langsung.

Tidak seharusnya media sosial digunakan untuk menggertak, berdebat menghasut dan menyebar kebencian.Seperti himbauan Presiden Indonesia, agar masyarakat Indonesia menghentikan penyebaran hoax, fitnah, dan kebencian di media sosial.Dalam kutipannya di Istana Merdeka, Jakarta (8/6/2017). Joko Widodo menyampaikan: "Kepada seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada, marilah bersama-sama kita hentikan penyebaran berita bohong atau hasutan, yang mengandung fitnah dan kebencian di sosial media,"Ia juga meminta masyarakat untuk menunjukkan nilai-nilai positif asli bangsa. "Mari kita tunjukkan nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai kesopanan sebagai  budaya bangsa Indonesia." (nasional.kompas.com).Pendewasaan di media sosial tentu harus melalui proses dan pengalaman.

Bukan hanya di media sosial saja. Hoax juga sudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat yang belum bisa menggunakan teknologi sekalipun. Beberapa media penyebar hoaxdiantaranya melalui selebaran-selebaran yang dilakukan oleh oknum yang dengan sengaja menyebarkan informasi bohong untuk menjatuhkan salah satu kelompok. Penyebar hoaxjuga ada yang menggunakan lisan. Mereka akan percaya begitu saja tanpa mencari informasi pembanding.

Beberapa arti hoax diantaranya. Hoax berasal dari bahasa Inggris yang artinya informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seeolah-olah benar adanya. Hoax juga berarti pemberitaan bohong. Menipu dengan sebuah berita bohong. Hoax juga merupakan informasi yang di rekayasa untuk menutupi informasi sebenarnya; atau bisa diartikan sebagai upaya pemutar balikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Hoaxjuga diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupipesan yang benar.

Pendidik bukan hanya dosen,guru, ustadz atau ustadzah yang punya latar pendidikan formal atau non formal dalam mendidik. Tetapi orang tua, teman, sahabat. juga berperan sebagai Sang Pendidik.

Kini fenomena hoax terjadi di semua negara. Maraknya hoax yang menyesaki media saat ini justru dipandang bisa menjadi sarana untuk mendewasakan diri sebagai Sang Pendidik hingga mendewasakan bangsa. Berita atau informasi bohong juga semakin mematangkan kita, dan menjadikan kita tahan uji.Mendewasakan Sang Pendidik dapat terwujud jika kita bijak dalam menyikapinya dan mau berproses.

Hal ini yang perlu dikritisi oleh Sang Pendidik agar tidak termakan informasi yang berindikasi adanya hoax dan tidak menyebar luaskan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

ISI

Saat ini tidak hanya untuk bersosial melalui media yang semakin mudah. Kita dituntut dalam pendewasaan dalam bermedia sosial. Pendewasaan adalah proses menjadikan dewasa, mampu menyelesaikan masalah sendiri. Dewasa dalam segi umur, dewasa dalam segi kepemimpinan, dewasa dalam profesi dan dewasa dalam rumah tangga; belum tentu dewasa dalam menggunakan media sosial.

Sebagai contoh. Seorang Pengajar baru saja membuat akun media sosial facebook. Ia mengkonfirmasi akunfacebook orang lain yang tidak benar-benar ia kenal dan ternyata adalah pelaku penyebar hoax. Dalam unggahannya iapunterkesan up to date. Hampir 15 menit sekali ia mengunggah berbagai hal.

 Dari mulai status, foto, barang dagangan, keluarga, kerjaan. Sampai permasalahan pribadinya ia unggah di facebook. Hanya ingin disebut sebagai sosialita dan kekinian. Ia selalu mengikuti perkembangan yang sedang jadi viral yang belum dipastikan kebenarannya. Ia pun membagikan informasi hoax di dinding facebook dan di grup yang ia ikuti. Saking mudahya akses media sosial dalam satu genggaman tangan. Ia juga membagikannya di grup WhatsApp yang sebenarnya hal tersebut tidak seharusnya di publikasikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline