Lihat ke Halaman Asli

Pada Hening Pagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam, di kota yang becek oleh luka.

Di lorong di antara dinding gedung-gedung yang membatu.

Di bawah kerlip - kerlap lampu malam seribu warna.

Di wangi aroma minuman, ketiak, dan gincu para wanita.

Di sesak asap rokok dan dentang yang bertalu-talu.

Bingar malam membujukmu pada letupan-letupan dosa.

Hampir pagi kau pulang.

Terdengar serak nafas dan derit kunci membuka pintu.

Tubuhmu lunglai dan kau bawa spatumu ke tempat tidur.

Di sudut kamarmu ia yang setia menunggumu sedang berdoa untukmu.

Di hening pagi itu, ia tiupkan doa kecil-kecil diantara jemari lembutnya yang meratap-ratap.

Diinginnya engkau menjadi imamnya di subuh depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline