Lihat ke Halaman Asli

Orang Paling Licik di Majapahit

Diperbarui: 24 Mei 2024   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://intisari.grid.id/read/033741142/akhir-hidup-mahapati-pengkhianat-paling-busuk-di-kerajaan-majapahit-dicincang-seperti-babi-hutan?page=all

Mahapati, atau yang dikenal dengan nama Dyah Halayuda, adalah salah satu tokoh bawahan di Kerajaan Majapahit pada era pemerintahan raja pertama, Dyah Wijaya. Namanya tercatat dalam sejarah bukan karena kebijakan atau kepemimpinannya, melainkan karena kelicikan dan sifat manipulatifnya yang kerap menimbulkan konflik internal di kerajaan.

Pengadu Domba Ulung

Salah satu tindakan licik Mahapati yang paling terkenal adalah adu domba antara dua tokoh penting Majapahit, yaitu Ranggalawe dan Nambi. Dengan kemampuannya dalam menghasut, Mahapati berhasil menanamkan benih permusuhan di antara kedua tokoh tersebut. Hasilnya, Majapahit harus menghadapi pemberontakan yang signifikan, yang mengakibatkan banyaknya korban di pihak kerajaan, termasuk prajurit dan orang-orang kepercayaan seperti Ranggalawe dan Lembu Sora.

Fitnah yang Mematikan

Selain mengadu domba, Mahapati juga dikenal sebagai sosok yang gemar memfitnah. Salah satu fitnah paling keji yang dilakukannya adalah saat ia menuduh Nambi akan memberontak melawan Majapahit. Fitnah ini sampai ke telinga Raja Jayanegara, penerus tahta setelah Dyah Wijaya, yang tanpa verifikasi lebih lanjut langsung mempercayai omongan Mahapati. Dampaknya, Jayanegara mengerahkan pasukan untuk menyerang Nambi, yang berakhir dengan tewasnya Nambi.

Dampak Panjang dari Fitnah

Fitnah Mahapati tidak berhenti di situ. Kematian Nambi memicu rentetan pemberontakan dari para pengikut setianya. Pemberontakan yang paling merusak adalah yang dipimpin oleh Ra Kuti. Ra Kuti bahkan berhasil menduduki pemerintahan Majapahit untuk sementara waktu, menandai salah satu periode paling kelam dalam sejarah kerajaan tersebut.

Pelajaran dari Sejarah

Dari kisah Mahapati, kita belajar bahwa tindakan licik dan fitnah bisa membawa dampak yang sangat merusak, tidak hanya bagi individu yang difitnah tetapi juga bagi keseluruhan komunitas atau organisasi. Sejarah mencatat Mahapati sebagai contoh buruk dari pengkhianatan dan manipulasi yang membawa kehancuran. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dengan kata-kata dan tindakan kita, serta menghindari sifat fitnah yang dapat merusak keharmonisan dan kestabilan bersama.

catatan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline