Lihat ke Halaman Asli

Jangan Biarkan Hari Lebaran Menjadi Hari Penuh Rasa Iri

Diperbarui: 7 April 2024   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/19/135801165/pandemi-virus-corona-mungkinkah-tak-terima-tamu-saat-lebaran?page=all

Lebaran adalah momen yang dirayakan dengan penuh sukacita dan kebersamaan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, sayangnya, dalam kemeriahan perayaan ini, seringkali kita terjebak dalam perangkap rasa iri terhadap orang lain. Hal ini dapat merusak kebahagiaan dan makna sebenarnya dari Lebaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita sebaiknya tidak membiarkan hari Lebaran menjadi hari penuh rasa iri:

1. Mengalihkan Fokus dari Berkah yang Ada

Dengan terlalu fokus pada apa yang dimiliki orang lain, kita dapat kehilangan apresiasi terhadap berkah yang telah diberikan kepada kita sendiri. Lebaran seharusnya menjadi waktu untuk bersyukur atas segala yang kita miliki, bukan merasa iri terhadap yang lain.

2. Menciptakan Ketegangan dalam Hubungan

Perasaan iri dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan, terutama jika iri tersebut tidak diungkapkan secara sehat. Ini dapat merusak hubungan dengan orang lain dan mengganggu kesejahteraan mental kita.

3. Mengurangi Kebahagiaan Pribadi

Rasa iri dapat mengurangi kebahagiaan pribadi kita. Daripada merasa iri terhadap orang lain, lebih baik kita fokus pada cara untuk meningkatkan diri kita sendiri dan mencapai tujuan-tujuan kita.

4. Menghambat Pertumbuhan Pribadi

Rasa iri juga dapat menghambat pertumbuhan pribadi kita. Daripada membandingkan diri kita dengan orang lain, lebih baik kita fokus pada pengembangan diri kita sendiri dan menjadi versi terbaik dari diri kita.

5. Mengurangi Kedamaian Batin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline