Lihat ke Halaman Asli

Ritual Pengorbanan Sapi Merah di Yerusalem

Diperbarui: 2 April 2024   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://international.sindonews.com/read/898487/43/fenomena-sapi-merah-sempurna-gemparkan-israel-dari-nabi-musa-hingga-sekarang-1664424582

Di tengah kompleksitas politik dan agama di Timur Tengah, sebuah rencana untuk melakukan ritual pengorbanan sapi merah di Yerusalem telah memicu berbagai reaksi dan kontroversi. Rencana ini merupakan bagian dari upaya untuk membangun kembali Bait Suci ketiga, sebuah kuil suci yang menjadi pusat peribadatan bagi umat Yahudi di Yerusalem.

Menurut kepercayaan agama Yahudi, Bait Suci ketiga hanya bisa dibangun setelah dilakukan upacara pengorbanan khusus dengan menggunakan sapi merah yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Sapi merah ini harus betina, tidak boleh memiliki cacat, dan tidak pernah digunakan untuk pekerjaan atau penggunaan lainnya.

Organisasi seperti Temple Institute telah membeli dan mengimpor lima sapi merah dari Texas dengan biaya sekitar 500.000 dolar AS. Sapi-sapi ini telah dipelihara di sebuah kibbutz di Tepi Barat yang diduduki sejak tahun 2022, dan rencananya upacara pengorbanan akan dilakukan pada bulan April 2024.

Namun, rencana ini tidak hanya menuai dukungan, tetapi juga kontroversi yang cukup besar. Beberapa tokoh agama Yahudi menentang rencana ini karena mereka menganggap bahwa upacara pengorbanan tidak lagi relevan dalam praktik keagamaan Yahudi modern. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa rencana ini bisa memicu konflik dengan umat Islam, karena lokasi yang diinginkan untuk pembangunan kuil baru ini berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa, sebuah situs suci bagi umat Islam.

Di sisi lain, kelompok Kristen evangelis mendukung rencana ini dengan keyakinan bahwa upacara pengorbanan sapi merah ini akan menjadi tanda kedatangan Kristus yang kedua. Mereka melihat pengorbanan sapi merah ini sebagai simbol darah pengorbanan Yesus Kristus.

Kontroversi ini juga telah mencuat dalam skala internasional, dengan berbagai pihak yang memberikan pandangan dan interpretasi yang berbeda-beda. Bagi umat Islam, keberadaan sapi merah ini dianggap sebagai penghinaan terhadap tanah suci Al-Aqsa dan menimbulkan ketegangan yang serius di wilayah tersebut.

Dengan berbagai pendapat dan pandangan yang saling bertentangan, rencana pengorbanan sapi merah di Yerusalem menjadi perdebatan yang kompleks antara berbagai kelompok agama dan politik. Sementara beberapa pihak menganggapnya sebagai bagian dari kepercayaan dan tradisi agama, yang lain mengkhawatirkan dampaknya terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline